Angka Kelulusan UN SMA/MA Jatim Anjlok

01-pengumuman un (2)Dindik Jatim, Bhirawa
Target prestasi Ujian Nasional (UN) Jatim jenjang SMA, MA, SMK dan Paket C akhirnya gagal dicapai. Keinginan hasil UN SMA/MA minimal sama atau lebih baik dari tahun lalu ternyata meleset. Ini dapat dilihat dari tingkat kelulusan yang melorot dari  angka 99,93%  pada 2013 lalu menjadi 99,91%  pada tahun ini.
Secara menyeluruh, dari jumlah peserta sebanyak 438.246 peserta UN 2014, sebanyak 1.615 di antaranya dinyatakan tidak lulus. Rinciannya, dari 229.164 peserta UN jenjang SMA/MA 195 siswa tidak lulus. Kemudian, pada jenjang SMK ada 61 yang tidak lulus dari total peserta 185.628. Sedangkan, peserta yang tidak lulus dalam UN Pendidikan Kesetaraan Paket C ada 1.359 orang dari total 23.393 peserta.
Dari jumlah tersebut, penurunan tingkat kelulusan terlihat dari jenjang SMA/MA. Jumlah peserta yang tidak lulus dari 154 siswa pada tahun lalu menjadi  195 siswa pada tahun ini. Sedangkan untuk jenjang SMK ketidaklulusan justru menurun dari 408 peserta pada 2013 menjadi 61 peserta pada tahun ini. Selain itu, hasil untuk jenjang Paket C jauh lebih menggembirakan. Sebab, angka ketidak lulusan turun dari 12,23%  atau 3.199 peserta pada 2013 menjadi 5,81% atau 1.359 peserta.
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim Dr Harun MSi mengatakan, penurunan kelulusan telah diprediksi sebelumnya karena soal yang diberikan lebih sulit dari tahun lalu. Sebab, hasil dari ujian akan dilakukan penilaian oleh Perguruan Tinggi Negeri (PTN) sebagai seleksi masuk . Selain itu, faktor siswa sakit dan tidak mengikuti ujian juga menjadi penyebab ketidaklulusan. “Soal yang diberikan grade-nya lebih tinggi. Soal-soalnya lebih sulit dari tahun lalu,” kata Harun.
Meski tingkat ketidaklulusan meningkat, Jatim memperoleh rerata yang cukup baik di level nasional. Itu dapat dilihat dari nilai rerata yang diperoleh sebanyak 7,63. Sementara rerata nilai UN SMA tingkat nasional hanya 6,12.
Namun secara pasti, Harun mengaku belum mengetahuinya. Sebab, proses pengumuman akan dilakukan secara nasional oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI. “Kami masih akan melakukan konfirmasi ke pusat. Kita lihat saja nanti perkembangannya,” ujar dia.
Secara umum, ujar dia, proses pelaksanaan UN di Jatim mengalami peningkatan. Prosesnya berjalan dengan baik. Namun, muatan soal yang diberikan lebih sulit yang mengakibatkan siswa harus berpikir lebih aktif. Dengan melihat fakta ini, Dindik berupaya untuk memberikan pelatihan dan pendidikan sesuai dengan tingkat kesulitan yang terjadi dalam UN. “Kita akan lakukan pembenahan. Lihat saja, kita akan persiapkan ini,” terangnya.
Ditanya mengenai prestasi Jatim di tingkat nasional, Harun enggan berkomentar banyak. Menurut dia, pengumuman tersebut merupakan kewenangan dari pusat, dalam hal ini adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Senin (19/5) hari ini. Termasuk hasil maupun peringkat UN di tingkat kabupaten/kota. “Yang penting pelaksanaan UN di Jatim sudah sesuai prosedur. Kami optimistis Jatim tetap yang terbaik,” tegas Harun.
Kabid Pendidikan Non Formal dan Informal (PNFI) Dindik Jatim Abdun Nasor menambahkan, angka kelulusan tahun ini memang meningkat. Namun demikian, tetap saja ada siswa yang tidak lulus dan harus mendapat perhatian khusus. Karena itu, Nasor menyarankan agar peserta yang tidak lulus segera mendaftar dalam ujian kejar Paket C gelombang dua pada Agustus mendatang.
“Silahkan mendaftar, bagi yang gagal formal (tidak lulus UN) maupun gagal ujian Paket C gelombang  satu masih punya kesempatan untuk ikut ujian kejar Paket C gelombang kedua. Persiapan belajar masih ada beberapa bulan,” tutur dia.tam
Digunakan SNMPTN
Meski kecurangan banyak terjadi saat pelaksanaan UN jenjang SMA, MA, dan SMK, pihak Perguruan Tinggi Negeri (PTN) sepakat tetap akan menggunakan hasil UN sebagai salah satu faktor penentu dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Prof Muchlas Samani mengatakan, hasil UN ini telah diterima sejak tiga hari lalu, Jumat (16/5) sore. Nilai ini akan tetap digunakan oleh PTN untuk menilai siswa apakah diterima masuk di PTN atau tidak. Namun demikian, masing-masing PTN memiliki ketentuan yang berbeda dalam mengintegrasikan bobot nilai UN sebagai faktor penentu SNMPTN.  “Hasil ini akan tetap dipakai. Namun bagaimana formulasinya itu tergantung PTN masing-masing. Kita memiliki cara yang berbeda untuk menghitungnya,” tutur Muchlas.
Terkait kasus di kecurangan selama UN berlangsung, Muchlas memastikan dapat mendeteksi siapa saja peserta yang curang dan yang jujur. Ini dapat diketahui dari software yang dimiliki panitia scoring UN. Misalnya, dalam satu sekolah atau satu kelas ada siswa yang mencontek, itu akan terdeteksi dari karakter jawaban yang dipilih.
“Kalau dari 100 soal yang ada, satu kelas atau satu sekolah itu menjawab salah di 20 soal yang sama, kan itu menjadi pertanyaan,” tutur Muchlas. Hal ini dapat diketahui tidak hanya lingkup kelas maupun sekolah, melainkan juga dapat melihat bahkan seluruh Indonesia sekalipun. Langkah ini, lanjut dia, sebenarnya tidak hanya dilakukan tahun ini, melainkan juga sudah berlaku sejak tahun-tahun sebelumnya. [tam]
Kelulusan UN Jatim jenjang SMA, MA, SMK dan Paket C Tahun 2014

Jenjang  Peserta (Siswa)  Tidak Lulus (Siswa)
2013  2014  2013 (%)  2014 (%)
SMA/MA   220.740  229.164  154 (0,07)  195 (0,09)
SMK  176.633   185.628  408 (0,23)  61 (0,033)
Paket C  26.317  23.393  3.199 (12,23)  1.359 (5,81)

Sumber : Dinas Pendidikan Jatim

Keterangan Foto : Kepala Dinas Pendidikan Jatim Dr Harun MSi bersama Rektor Unesa Prof Dr Muchlas Samani MPd,Ketua Dewan Pendidikan Jatim Prof Dr Zainudin Maliki MSi, Karo Ops Polda Jatim Kombes Pol Mamboyng dan Kakanwil Kemenag Jatim Drs Mahfud Shodar ketika membacakan rekapitulasi peserta dan kelulusan UN tingkat SMA/MA tahun ajaran 2013/2014 di Kantor Pendidikan Jatim,Minggu (18/5). [trie diana/bhirawa]

Tags: