Angka Konsumsi Ikan di Bondowoso Rendah, Pusat Gelontor 2 Ton

Tampak beberapa santri dan warga tengah memilih ikan yang telah di hidangkan di Pondok Pesantren Al Islah Bondowoso. (Ihsan Kholil/Bhirawa)

Bondowoso, Bhirawa
Target Kementerian Kelautan dan Perikanan RI menargetkan tahun 2019 konsumsi makan ikan nasional perkapita pertahun mencapai 54 kilogram. Namun di Kabupaten Bondowoso angka konsumsi ikan ini masih jauh dari target , berada di angka 21 kilogram perkapita pertahun.
Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Agus Hermawan, saat hadir dalam kegiatan makan dua ton ikan segar bersama Menteri Kelautan dan Perikanan’, dengan ribuan santri dan warga, yang diwakilinya di Pondok Pesantren Al Islah Bondowoso, Sabtu (21/12).
“Karena mungkin ini masalah budaya. Mungkin di pesantren, kurangi motong kambing. Selebihnya ganti dengan ikan,” katanya.
Agus Hermawan menjelaskan, bahwa kegiatan itu merupakan safari dalam rangka Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan). Karena konsumsi makan ikan di Indonesia harus terus ditingkatkan. Supaya target di Tahun 2019, yakni 54 kilogram per kapita pertahun tercapai.
“Alhamdulillah per November kemarin sudah 53 kilogram. Mudah-mudahan sampai akhir tahun tercapai 54 kilogram,” harapnya.
Menurutnya, dalam safari gerakan makan ikan di Bondowoso ini, pihaknya membawa ikan segar sebanyak 2 ton. Tak hanya ikan kata dia, produk olahan juga dibawa, seperti bakso ikan, rumput laut dan lain sebagainya.
“Nanti dua ton ikan yang dibawa ini, dimakan bersama, untuk memasyarakatkan gerakan makan ikan. Sehingga target kita tercapai,” paparnya.
Ia pun meminta, agar warga di Bondowoso, mengurangi konsumsi yang bukan ikan. Misalnya tahu, tempe bahkan daging. Sembari ia mencontohkan, bahwasanya negara maju seperti Jepang misalnya, yang warganya gemar memkan ikan.
“Karena budayanya demikian. Ditanya, sudah makn ikan? Sudah. Ikan apa? Ikan tahu, ikan tempe, ikan ayam dan sebagainya. Kalau di Jepang, pulang kantor tidak segera pulang ke rumahnya. Datang ke warung, duduk ngopi, ngeth, makan ikan,” jelasnya.
Dirjen PDSPKP itu menyarankan, agar di Kabupaten Bondowoso, dilaksanakan makan ikan bersama, setidaknya seminggu sekali di Alun-alun.
“Sehingga angka 21 di Kabupaten Bondowoso, berubah menjadi tertinggi di Indonesia, menjadi 60 kilogram,” sarannya.
Dijelaskan pula, bahwa upaya untuk mencapai target nasional itu, diadakan parade, membangun sentra kuliner ikan dan pasar ikan. Baik pasar ikan modern maupun pasar ikan bersih. Kemudian juga fasilitas-fasilitas cold storage.
“Bondowoso ternyata punya potensi budidaya ikan yang bagus. Ikan Koinya bagus. Kita lihat tadi cluster budidaya ikan tawar, mulai Nila, ikan Mas dan ikan hiasnya juga bagus,” terangnya.
Sementara, dua ton ikan segar tersebut yang dibawa langsung oleh rombongan dari Kementerian itu. Yakni terdiri dari Ikan Layang, Ikan Kembung, Ikan Cakalang atau Tongkol. Sebanyak dua ton ikan segar dari kementerian tersebut, dibakar langsung di lokasi acara. Yang kemudian disuguhkan kepada semua ribuan undangan yang hadir. Termasuk untuk para tamu penting.
Hadir juga dalam makan ikan bersama itu, Bupati Bondowoso Drs KH Salwa Arifin, Sekretaris Daerah H Syaifullah, S.E,M.Si, Wakapolres, perwakilan Kodim dan sekolah tokoh agama. Juga diikuti oleh pimpinan pondok pesantren dari beberapa daerah di Jawa Timur. Misalnya dari Jember, Situbondo, bahkan hingga dari Pulau Madura.
Salah seorang warga di Bondowoso, Eko sapaannya, mengaku bangga diajak makan ikan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.
“Apalagi ikanya segar. Rasanya nikmat. Pokoknya mantap. Saya berharap ini tidak hanya sekali. Mengingat ikan baik untuk kesehatan dan kecerdasan,” ungkapnya penuh bangga.[san]

Tags: