Angka PDRB Bojonegoro Tertinggi Jatim

Bojonegoro,Bhirawa                                                                                                             .
Keberadaan industri Minyak dan Gas Bumi (Migas) di Bojonegoro mendapat perhatian banyak pihak. Bahkan, kota ledre ini sekarang menjadi pusat perhatian dunia. Saat ini Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bojonegoro juga tertinggi di Jatim.
Senior economic World Bank, Patisarani mengatakan, setelah adanya sektor migas, PDRB Bojonegoro ini tertinggi di Jatim sejak tahun 2007 sampai dengan 2011.
PDRB Bojonegoro tertinggi di Jatim dengan angka 9,20 dibawah Sulawesi Tenggara yang menyentuh angka 10,4. Lebih lanjut sektor bidang pertanian menyumbang 28 persen dari total PDRB, sedangkan restaurant dan hotel menyumbang 20 persen.
” PDRB Bojonegoro tertinggi di Jawa Timur dibawah Sulawesi Tenggara yang menyentuh angka 10,4,” jelas Patisarani usai menggelar pertemuan dengan pemkab Bojonegoro, Jumat (30/5) lalu di Ruang Angling Dharma.
Selanjutnya, Patisarani mengatakan, untuk Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) Bojonegoro pada tahun 2011 berada dalam angka 68,4 dibawah Jatim yang mencapai angka 71,4. Demikian juga untuk angka kemiskinan terlihat bahwa laju pengurangan jumlah penduduk miskin terus mengalami peningkatan.  “Untuk pengangguran di Bojonegoro mencapai 4,48 dibandingkan Jawa Timur yang berada diangka 4,32,” ujarnya.
Bupati Bojonegoro, Suyoto menjelaskan, pertemuan ini merupakan kelanjutan dari kunjungan kerja bupati ke world bank beberapa waktu lalu. Menurut Suyoto,  World Bank bukanlah mengelola uang namun perencanaan pembangunan dunia, disana adalah staf ahli semua yang membantu negara-negara melakukan pembangunan dengan baik dan benar.
Selanjutnya Bupati mengundang World Bank untuk memastikan apa yang sedang kita kerjakan ini benar atau tidak. Kemudian implementasi yang kita laksanakan efektif ataukah tidak, lalu apakah yang kita rencanakan bisa berjalan secara efisien dan tepat.
Dicontohkan Bupati untuk meningkatkan lama belajar dari 8,5 tahun menjadi 11 tahun ini, skenario apa yang disiapkan untuk mencapai target tersebut.  ” World bank membantu untuk memotret kemudian membantu action plan dan perencanaan yang hendak kita lakukan. Mulai dari perencanaan maupun pemantauannnya,” ujarnya.
Lebih lanjut Bupati menjelaskan bahwa kerjasama dengan world bank nantinya meliputi seluruh aspek yang ada dan akan dijalankan oleh pemerintah Kabupaten Bojonegoro dengan mekanisme RAAP ( Repeat Assesment Action Plan ).
” RAAP ini untuk memperbaiki management pelayanan publik tanpa harus mengubah peraturan perundang-undangan yang berlaku  atau dalam implementasi RAAP tidak membutuhkan peraturan perundang undangan dan bisa dilaksanakan dengan cepat,” katanya.
Dengan RAAP kita akan mendapatkan tata kelola keuangan daerah dengan lebih tepat. Menurut Bupati  yang lebih penting adalah rendah biaya atau tidak membutuhkan anggaran yang tinggi.
Dalam pertemuan yang dipimpin oleh Bupati dan dihadiri oleh Wakil Bupati Drs. H. Setyo Hartono MM, sekretaris daerah dan Kepala SKPD dijajaran Pemerintah Kabupaten Bojonegoro. Juga dihadiri oleh LSM Siner Gentara Bandung yang akan memaparkan tentang  open data.
Sementara dari Bank dunia yang hadir dalam kesempatan ini antara lain Edqardo masquera public sector specialist World Bank dari Peru, Henry Porero dari Columbia, Alberto Lentan dari Bolivia dan David El Maleh dari Perancis. [bas]

Rate this article!
Tags: