Sekda Kab Malang Didik Budi Muljono
Kabupaten Malang, Bhirawa
Meningkatnya kondisi tinggi badan anak lebih pendek dibanding tinggi badan anak seusianya (Stunting) di Kabupaten Malang. Hal ini membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang mencari solusi dalam bentuk antisipasi dan penyadaran sosial kepada masyarakat.
Menurut, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Malang H Didik Budi Muljono, Rabu (24/7), kepada wartawan, dengan tingginya angka Stunting di Kabupaten Malang, maka pihaknya terus mencari solusi, agar nantinya bisa menurunkan angka Stunting. Sedangkan adanya Stunting tersebut, disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dengan manifestasi kegagalan pertumbuhan atau growth faltering, yang dimulai sejak masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun.
“Kami sangat prihatin tingginya angka stunting di Kabupaten Malang, yakni masih mencapai angka 14 ribu orang bayi dibawah umur lima tahun (balita) yang ada di 20 desa, yang tersebar di 17 kecamatan,” ungkapnya.
Sedangkan, kata Didik, salah satu solusi untuk meneurunkan angka Stunting, yaitu dengan Rembug bersama masyarakat dan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dilingkungan Pemkab Malang. Sebab, masalah Stunting tidak hanya tugas Dinas Kesehatan (Dinkes) saja, tapi seluruh OPD juga terlibat masalah Stunting. Baik itu OPD yang bersentuhan secara langsung maupun tidak langsung, sehingga wajib peduli terhadap masalah Stunting tersebut.
“Dengan melalui rembug Stunting, diharapkan nantinya akan tercipta desain untuk mengatasi masalah Stunting secara bersama-sama. Karena ada beberapa cara yang akan dilakukan Pemkab Malang dalam mengurangi angka Stunting, diantaranya dengan memperbanyak ruang laktasi,” tutur Didik.
Menurutnya, ruang laktasi pada fasilitas umum di Kabupaten Malang ini, hingga kini masih belum memadai. Oleh karena itu, perlu ditambah ruang laktasi, danm juga terus mendorong seluruh OPD untuk bersama-sama mencari solusi menekan angka Stunting. Dan pihaknya berkomitmen untuk terus berupaya mengurangi angka Stunting di Kabupaten Malang. [cyn]
