Angka Stunting di Kabupaten Malang Turun Capai Enam Persen

Bupati Malang, HM Sanusi

Kab Malang, Bhirawa
Angka stunting atau gizi buruk di wilayah Kabupaten Malang perlahan-lahan turun hingga mencapai enam persen, jika dibandingkan tahun sebelumnya. Karena di tahun sebelumnya, angka stunting di kabupaten setempat mencapai 12,6 persen, namun kini turun menjadi 12 persen.
Menurut, Bupati Malang HM Sanusi, Minggu (8/3), kepada Bhirawa, selama dirinya menjabat sebagai Bupati Malang, angka stunting di Kabupaten Malang terus menurun. Sedangkan penurunan angka stunting tersebut, karena hal ini tidak terlepas dari kerjasama semua pimpinan dan staf Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dilingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang. “Saya sudah instruksikan kepada pimpinan OPD agar tidak bekerja untuk sekadar menggugurkan kewajiban. Tapi bekerjalah sebagai ibadah dan membawa amanat untuk menyejahterakan masyarakat,” pintahnya.
Dijelaskan, saat ini angka stunting di Kabupaten Malang mencapai 17 ribu orang anak, dari seblumnya 36 ribu orang anak atau terjadi penurunan sebanyak 9 ribu orang anak. Sehingga dirinya berharap agar di akhir tahun ini, ada penurunan lagi angka stunting di Kabupaten Malang sebesar 6 persen. Dan agar bisa mencapai penurunan angka stunting lagi, maka harus ada semangat dan sinergi dari masing-masing OPD dilingkungan Pemkab Malang. Selain itu, juga harus ada terobosan dan inovasi baru agar dapat menekan angka stunting.
“Stunting tidak hanya disebabkan kekurangan gizi saja. Namun, banyak faktor yang mempengaruhinya, terutama sarana air bersih yang tidak memadai, serta juga adanya sanitasi yang buruk,” tegas Sanusi, yang juga pernah menjabat Wakil Bupati Malang.
Dikesempatan itu, dia juga mengatakan, Wakil Presiden (Wapres) KH Makruf Amin telah memberikan perhatian kepada Kabupaten Malang terkait adanya penurunan angka stunting. Sehingga membuat Kabupaten Malang memiliki nilai terbaik di Jawa Timur (Jatim), karena telah mampu menurunkan angka stunting. Meski, ada penurunan angka stunting sebesar 6 persen, tapi masih ada daerah yang memiliki angka stunting yang tinggi, yakni di Kecamatan Wajak.
“Karena satu desa dengan jumlah sekitar 600 warga di wilayah Wajak masih butuh penanganan stunting. Sedangkan angka itu tergolong sangat kecil mengingat daerah lain sudah tertangani semua. Sebab, jumlah penduduk di Kabupaten Malang ini sebanyak 2,4 juta, tentunya angka itu sangat kecil,” papar dia.
Sanusi menambahkan, stunting merupakan kondisi kekurangan gizi kronis selama periode paling awal pertumbuhan dan perkembangan anak. Umumnya ciri penderita stunting, bagi seorang anak proporsi tubuh akan tampak normal, namun kenyataannya lebih pendek dari tinggi badan normal untuk anak-anak seusianya. Untuk itu, ada beberapa langkah, seperti anak yang stunting kita deteksi berapa jumlah sebenarnya, selanjutnya baru kita lakukan tindakan.
“Jika mereka memang kurang gizi, maka harus diberikan tambahan makanan gizi. Dan jika air minum yang mereka konsumsi tidak memenuhi syarat, akan diberikan pemahaman, yang hal itu tergantung diagnosanya untuk proses terapi,” ujarnya.cyn.
Sedangkan, lanjut Sanusi, dirinya sudah mengintruksikan kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk terus melakukan pendataan dan pemeriksaan pada bayi yang lahir maupun yang belum lahir. Sehingga ketika bayi masih dalam kandungan bisa dideteksi sejak dini, apakah bayi itu sehat dan apakah bayi itu kekurangan gizi. Hal tersebut, merupakan penanganan sejak dini, agar ketika bayi baru lahir dalam kondisi sehat dan tidak kekurangan gizi. [cyn]

Tags: