Angkat Pamor Bambu, Ciptakan Tas yang Memiliki Estetika Tinggi

DIOBO adalah tas bambu yang 50 persen bahannya terbuat dari bambu. Tas kreasi mahasiswa Ubaya ini akan dipasarkan ke masyarakat dalam waktu dekat.

DIOBO adalah tas bambu yang 50 persen bahannya terbuat dari bambu. Tas kreasi mahasiswa Ubaya ini akan dipasarkan ke masyarakat dalam waktu dekat.

Kota Surabaya, Bhirawa
Mahasiswi Universitas Surabaya (Ubaya) Wenda menciptakan tas dengan dominasi lapisan dari bambu. Mahasiswi Jurusan Desain Manajemen Produk pada Fakultas Industri Kreatif Ubaya itu menamai karyanya dengan sebutan DIOBO  atau Cardio Bamboo.
Bosan dengan tas dari bambu yang berbentuk anyaman, Wenda mencoba  alternatif lain.  Membuat tas dari bambu, apalagi bahan bakunya mudah didapat.
“Tas dari bambu selama ini berbentuk anyaman atau kerajinan, sehingga tidak menarik. Karena itu saya mencoba mengangkat pamor bambu menjadi bahan yang menarik dengan membuat tas yang 50 persen bahannya dari bambu,” kata mahasiswi kelahiran Kediri itu di kampus setempat belum lama ini.
Dalam karya yang merupakan tugas akhir (TA) dengan nilai A (85) itu, Wenda yang segera diwisuda itu melakukan dua hal untuk bambu yakni membuat bambu menjadi fashionable dan merekayasa bambu menjadi bahan yang awet dari serangan kumbang bubuk, rayap, dan sejenisnya.
“Untuk fashionable atau menjadi bahan yang memiliki estetika tinggi dan disukai anak-anak muda, maka bambu saya padukan dengan bahan kulit dan kain menjadi handbag (tas), clutch (tas kempit), dan wallet (dompet), tapi bahan dari bambu-nya tetap 50 persen,” katanya kepada Kantor Berita Antara.
Caranya, bambu yang telah disayat tipis diawetkan dengan bahan-bahan alami, lalu dijahit dengan paduan bahan kulit yang dilapisi kain di bagian dalam, sehingga tas kulit yang ada menjadi lebih ringan, tapi tas tetap modis, meski 50 persen terbuat dari bahan bambu.
“Untuk membuat bambu bisa awet, saya melakukan beberapa kali uji coba hingga sekitar enam bulan dan akhirnya saya pilih cara pengawetan dengan bahan alami yakni bambu yang sudah disayat tipis direndam dengan air rebusan daun pepaya dan sirsat. Buktinya, tas buatan saya sudah enam bulan tidak digerogoti kumbang bubuk,” katanya.
Mahasiswi angkatan 2010 yang berencana mematenkan tas bambu buatannya itu mengatakan kendala dalam pembuatan tas bambu itu terkait proses pengawetan dan penjahitan yang tidak mudah, sehingga dirinya terkadang membutuhkan waktu seminggu untuk satu produk.  “Tapi, saya berencana memproduksi dalam jumlah banyak dan akan saya tawarkan secara online. Namanya Diobo yang berasal dari kata cardio dan bamboo. Cardio adalah trend fashion  2014 dan kata bamboo untuk menunjukkan bahan andalannya dari bambu,” katanya. [geh]

Tags: