Angkat Permainan Tradisi Menjadi Unggulan

Bupati Nganjuk, Novi Rahman Hidayat di acara sosialisasi dolanan lokal di halaman Kecamatan Kertosono. [ristika]

Nganjuk, Bhirawa
Tarik tambang, lomba theklek (bakiak), lomba naik egrang, gobak sodor merupakan permainan tradisional yang hampir tergerus kemajuan teknologi. Agar permainan tradional tidak punah, Pemkab Nganjuk menggali dan mensosialisasikan dolanan lokal yang bertujuan melestarikan budaya warisan leluhur dan mengembalikan nilai-nilai persatuan dan kesatuan.
“Dolanan lokal ini kita sosialisasikan agar anak-anak generasi mendatang tidak lupa bahwa leluhur kita memiliki permainan yang tersimpan didalamnya kebersamaan dan persaudaraan, yang tentunya tidak ada saat anak-anak bermain gadget,” ujar Bupati Nganjuk, Novi Rahman Hidayat di acara sosialisasi dolanan lokal di halaman Kecamatan Kertosono.
Tidak dapat dipungkiri, kemajuan tehnologi memiliki kecenderungan pada perkembangan anak pada potensi ego dan individualisme. Bukan kebersamaan dan gotong royong.
Lebih lanjut Novi Rahman mengatakan, seiring dengan perkembangan jaman yang semakin modern, maka kini semakin banyak pula permainan-permainan yang sangat canggih dan didukung dengan teknologi tinggi. Biasanya permainan-permainan ini ditujukan bagi anak-anak. Maka tidak heran jika anak-anak sekarang tidak mengenal beragam permainan tradisional yang kaya akan seni dan budayanya.
“Berbeda ketika beberapa tahun atau beberapa puluh tahun yang lalu, ketika kita masih kecil mungkin kita lebih mengenal permainan-permainan tradisional seperti enggrang, bakiak, congklak, kelereng, engklek, ” terang Bupati Novi.
Saat ini, dikatakan Novi, berbagai macam permainan modern telah mudah kita dapatkan, baik secara online ataupun offline dan sangat mudah untuk diakses oleh anak-anak, dan tidak sedikit orang tua yang membiarkannya bahkan ada pula orang tua yang menfasilitasi di rumah, dengan alasan sebagai hiburan anak ketika anak-anak berada di rumah. Selain disediakan di rumah, banyak juga orang-orang yang membuka usaha game seperti playstation dan game online.
Apabila hal ini berjalan tanpa adanya pengawasan dari orang tua tentu cukup berbahaya bagi perkembangan anak. Karena dengan permainan-permainan modern secara tidak sadar kita menjerumuskan anak ke hal yang bisa berdampak negatif. Seperti misalnya anak sulit untuk bersosialiasi, karena anak hanya selalu beriteraksi dengan permainan modern, dimana permainan-permainan modern saat ini biasanya hanya dilakukan sendiri tanpa adanya interaksi dengan orang lain. Selain itu pula anak akan menjadi pasif dalam kehidupan nyata, ketika anak-anak yang sudah kecanduan tehadap game maka cendrung anak akan pasif dalam kehidupan nyata, lebih memilih berdiam diri di rumah sambil bermain game, dibandingkan bermain dengan teman-temannya.
“Melalui permainan tradisional anak akan belajar berinteraksi sosial dengan teman-temannya, hal ini tentunya sangat baik bagi perkembangan anak. Selain itu permainan tradisional juga bisa melatih anak untuk belajar kerjasama dengan teman-temannya,” papar Novi Rahman.
Menurut Novi Rahman, permainan tradisional adalah permainan yang tidak memiliki peraturan secara tertulis. Biasanya peraturan permainan akan disepakati oleh semua anggota, sehingga dalam hal ini tentu perlu kreatifitas anak untuk melakukan permainan agar menjadi menarik. Melatih emosi anak, hampir setiap permainan tradisional dilakukan secara kelompok, sehingga dalam hal ini dapat membangun emosi anak timbul toleransi, empati terhadap orang lain, sikap sportif. [ris]

Tags: