Angkot Surabaya Ditinggal Akibat BBM Naik Turun

mbas-kenaikan-Bahan-Bakar-Minyak-BBM-puluhan-angkutan-umum-di-parkir-di-sub-Terminal-Joyoboyo-Minggu-54.-[Gegeh-Bagus/bhirawa].

mbas-kenaikan-Bahan-Bakar-Minyak-BBM-puluhan-angkutan-umum-di-parkir-di-sub-Terminal-Joyoboyo-Minggu-54.-[Gegeh-Bagus/bhirawa].

Surabaya, Bhirawa
Pemerintah telah menaikan harga BBM per 28 Maret lalu membuat para awak angkutan umum di Surabaya kebingungan menentukan harga .  Akibatnya pula jumlah penumpang yang naik angkot justru menurun, pasca kenaikan harga BBM jenis premium maupun solar yang  naik lagui meski belum genap satu bulan berubah.
Pantauan Bhirawa di Sub Terminal Joyoboyo Surabaya, Minggu (5/4), puluhan angkutan umum tengah terparkir di terminal. Tidak ada aktifitas yang dilakukannya. Sebab, sejak naikknya harga BBM, angkutan umum mendadak sepi penumpang.
Sebagian awak sopir memilih nongkrong di warung-warung area terminal. Sesekali mereka menawarkan jasa angkutan umum kepada orang yang berlalu lalang tidak jauh dari terminal. Mereka hanya duduk diam sambil ngobrol bersama awak sopir angkot lainnya terkait penumpang sepi.
Haryanto (48), salah satu sopir angkutan umum type JM rute Menganti-Joyoboyo. Haryanto mengeluh dan bingung terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap mencekik rakyat kecil.” Pemerintah menaikkan harga BBM tidak pedulikan rakyat kecil, pemerintah hanya sibuk urus perutnya sendiri. Kami terlantar, susah sejak BBM dinaikkan,” kecewanya.
Menurut dia, sejak pemerintah menaikkan harga BBM, angkutan umum terkenak imbasnya. “Penumpang sepi, padahal tarif angkutan umum masih tetap pakai tarif lama. Tarif dekat Rp 5 ribu, jauh Rp 7 ribu. Tapi sejak BBM naik, penumpang mulai sepi, dampaknya luar biasa. Bagaimana kalau tarif angkot naik, pasti tambah sepi,” cetusnya.
Hal senada dengan Syifa’ (53), sopir angkutan umum type TV rute Balong Sari-Joyoboyo. Pria asal Madura ini mengaku krisis penumpang. Pihaknya mengaku hanya bisa pasrah terhadap kenaikan BBM jenis premium yang tidak stabil.
” Dampak naiknya harga BBM sangat terasa banget mas, kalau sebelumnya, dalam dua jam angkutan umum saya biasanya penumpangnya sudah penuh. Kalau sekarang malah lebih lima jam saya menunggu penumpang,” katanya.
Bukan hanya angkutan umum yang disopiri oleh Syifa’ saja yang terkena imbas naikknya BBM. Menurut dia, angkutan umum lainnya justru lebih parah.” Kalau angkutan umum lainnya malah lebih parah, misalnya angkutan umum type T2, W, O dsb. Angkutan umumnya malah diparkir begitu aja, karena memang sepi penumpang,” tandasnya.
Seperti diketahui, mulai awal tahun ini, harga premium tak stabil. Setelah naik dari Rp 6.500/liter menjadi Rp 8.500/liter. Kemudian turun lagi menjadi Rp 7.500/liter, turun lagi Rp 6.700/liter, naik Rp 6.900/liter, sekarang naik menjadi Rp 7.400/liter. Pemerintah dituding lebih mementingakan kelompok masing-masing, bukan kepentingan rakyat kecil.
Selain itu, puluhan awak angkutan umum jenis Bus di Surabaya juga mengeluh terhadap kebijakan pemerintah terkait naiknya harga BBM. Mereka menganggap pemerintah plin plan terhadap kebijakan yang membingungkan.
” Sikap pemerintah ini semakin tak jelas, kita semua bingung denga naik turunnya harga BBM,” kata Anwar, salah seorang sopir bus kota rute Terminal Joyoboyo-Bungurasih.
Anwar dan para awak bus lainnya mengaku kecewa kepada pemerintah. Anwar mengatakan, harusnya pemerintah memikirkan nasib rakyat kecil dampak naikknya BBM.” Mungkin ini kepentingan bisnis, tapi nasib rakyat kecil mestinya lebih diutamakan, bukan dikesampingkan. Dampak harga sembako jadi ikut naik, bagaimana dengan keluarga rakyat kecil,” cemas Anwar.
Menurutnya, naiknya bbm tidak berdampak sama kalangan menengah ke atas. ” Dampaknya pasti ke kita, rakyat kecil. Harga sembako naik lagi. Saya harap pemerintah jangan naikkan harga BBM lagi,” harapnya. (geh)

Tags: