Angkot Tulungagung Sulit Beroperasi

Angkutan bus sekolah gratis kini menjadi primadona moda transpotasi siswa di Kota Tulungagung.

Angkutan bus sekolah gratis kini menjadi primadona moda transpotasi siswa di Kota Tulungagung.

Tulungagung, Bhirawa
Wacana pengadaan angkutan kota (angkot) di Kota Tulungagung sulit terealisasi. Masalahnya, secara teknis Kota Marmer tidak layak untuk diadakan angkot.
Demikian diungkapkan Kepala Dinas Perhubungan dan Kominfo Kabupaten Tulungagung, Drs Maryani, pada Bhirawa, kemarin. “Sesuai hasil studi kelayakan, Kota Tulungagung belum layak untuk pengadaan angkot. Hasil survei load factor-nya belum memungkinkan ada angkot,” ujarnya.
Pengadaan angkot, menurut Maryani, haruslah memenuhi beberapa syarat. Sementara ini Kota Tulungagung belum bisa memenuhinya.
Ada beberapa hal yang sampai saat ini belum bisa dilakukan di Kota Tulungagung untuk pengadaan moda transportasi angkot. Di antaranya, masalah panjang jalan yang dirasa cakupannya masih sempit, belum ada sub terminal dan masalah operasional.
“Yang pasti di Kota Tulungagung untuk saat ini belum layak ada angkot. Entah sampai kapan layaknya kami belum tahu. Survei kami pertahun,” tuturnya.
Menurut Maryani saat ini untuk memenuhi kebutuhan moda transportasi dalam kota Tulungagung masih mengandalkan MPU (mobil penumpang umum). Selain angkutan bus sekolah gratis bagi siswa pinggiran yang bersekolah di Kota Tulungagung.
“Untuk angkutan bus sekolah gratis kami menyediakan enam bus sekolah. Selain memberi subsidi bagi 10 MPU untuk mengangkut siswa secara gratis pula,” paparnya.
Pengoperasian bus sekolah gratis ini selain dapat melancarkan arus lalulintas pada jam kantor dan sekolah, juga mendapat respon yang cukup positif dari masyarakat. Bahkan belakangan banyak warga yang meminta pada Dinas Perhubungan dan Kominfo agar ada penambahan bus sekolah yang melewati daerah mereka.
Maryani mengaku cukup terbebani dengan permintaan masyarakat tersebut. Namun semua kembali pada anggaran di APBD Kabupaten Tulungagung. “Kami sudah mengajukan tambahan armada bus sekolah. Realisasi belum ada,” terangnya.
Namun demikian, Maryani saat ini merasa gembira juga karena Tulungagung kembali dapat meraih WTN (Wahana Tata Nugraha) Tahun 2015 kategori kota kecil dari Kementerian Perhubungan. Raihan Tulungagung tersebut merupakan yang ke-16.
“Kami sudah dapat pemberitahuannya. Ada delapan kota kecil di Jatim yang mendapat WTN selain Tulungagung,” bebernya. [wed]

Rate this article!
Tags: