Anomali Cuaca, Produksi Garam Diprediksi Turun

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Sumenep, Bhirawa
Target produksi garam rakyat di Sumenep tahun 2014 yang dipatok 295 ribu ton, kemungkinan sulit terealisasi. Beberapa penyebabnya adalah anomali cuaca dan menurunnya area tambak garam disejumlah daerah. Padahal saat kondisi bagus di 2012 hanya mampu berproduksi 222 ribu ton.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sumenep, Moh Ja’far mengaku pesimis produksi garam rakyat tahun ini bisa memenuhi target, karena cuaca tahun ini kurang mendukung di tambah areal produksi terus berkurang karena disejumlah daerah ada penyusutan produksi yang disebabkan harga garam semakin rendah. “Target produksi garam rakyat tahun ini sebanyak 295 ribu ton. Dari target produksi tersebut kami psimis, karena cuaca kurang mendukung atau mengalami anomali,” kata Moh Ja’far, Minggu (24/8).
Dia menyatakan, sentra produksi garam rakyat di Sumenep tersebar di 11 kecamatan, yakni di kepulauan dan daratan. Untuk di kepulauan tersebar di Kecamatan Sapeken, Ra’as dan Giligenting. Sedangkan di Kecamatan Talango dulu masuk areal produksi garam, tapi sekarang sudah berkurang karena harga garam yang sangat rendah. Sedangkan untuk di daratan yang produksinya menurun terjadi di kecamatan Dungkek. “Di dua kecamatan, Talango dan Dungkek itu arealnya berkurang, itu yang juga menyebabkan berkurangnya peningkatan produksi garam rakyat, ditambah cuacanya kurang bagus,” terangnya.
Untuk meningkatkan produksititas garam rakyat, Kabupaten Sumenep akan mendapatkan bantuan geomembran dari Kementerian Kelautan. Dari sembilan kabupaten se Indonesia, Sumenep masuk pada daerah minapolitan garam yang akan mendapatkan bantuan agar produksi garam rakyat terus meningkat.
“Melihat kondisi cuaca tahun ini memang kurang bagus, tapi kami mendapatkan program bantuan geomembran yang akan diberikan kepada petani garam rakyat. Bantuan itu untuk menunjang produksi garam rakyat,” tuturnya.
Ja’far menegaskan, bantuan berupa geomembran yang akan diberikan ke sejumlah kelompok tani garam itu sepanjang 30 roll. “Nanti akan dibagikan ke kelompok yang belum pernah mendapatkan bantuan. Ini untuk meningkatkan produktifitas, kualitas garam rakyat di Sumenep, agar harga bisa bersaing dengan daerah lain, sedangkan realisasinya masih menunggu selesainya pembahasan APBD Perubahan,” ungkapnya.
Data di Dinas Kelautan dan Perikanan, luas lahan garam rakyat seluar 2.068 hektar. Sedangkan kelompok petani garam sebanyak 366 kelompok. “Dari 366 kelompok itu nanti akan diverifikasi, kemudian mendapatkan bantuan,” pungkasnya. [Sul]

Tags: