Anomali Cuaca, Tembakau Tuban Tak Maksimal

Warisa, salah satu petani tembakau di Desa Gem;pol Kecamatan Semending saat merawat tanaman tembakaunya. (Khoirul Huda/bhirawa)

Warisa, salah satu petani tembakau di Desa Gem;pol Kecamatan Semending saat merawat tanaman tembakaunya. (Khoirul Huda/bhirawa)

Tuban, Bhirawa.
Cuaca dan musim tak pasti, ratusan hektar tanaman tembakau milik petani di Kabupaten Tuban tidak dapat tumbuh secaea maksimal, beberapakali petani terpaksa melakukan tanam ulang lantaran sebagian tembakau mati akibat guyuran hujan. Bahkan  Hingga bulan Agustus ini, hujan masih mengguyur wilayah Tuban membuat petani tembakau was-was.
Seperti yang disampikan oleh Warisan, salah satu petani tembakau desa Gempol, Kecamatan Semanding, Tuban mengungkapkan, musim tembakau tahun ini tidak seperti musim sebelumnya. Tahun lalu bulan Juni hingga September musim panas sudah tidak disertai hujan, sehingga petani sudah dapat melakukan panen pertama tembakau pada awal Agustus.
“Ini tanam juga terlambat, sebab hujan masih terjadi, pohon tembakau juga ada yang ditanam menyusul karena yang pertama mati, panen jadi tidak dapat dilakukan bersamaan,” terang Warisan (23/8)
Lebih lanjut dijelaskan, dampak anomaly cuaca tersebut membuat sebagian tanaman tembakau petani di Tuban menjadi tak maksimal. Tidak hanya itu, ulat daun tembakau yang menyerang daun muda juga semakin banyak. Hal itu berdampak pada kualitas daun tembakau dan tak sedikit yang berlobang karena dimakan ulat.
“Karena masih ada hujan, pertumbuhan tembakau juga tidak maksimal, perkembangan ulat daun yang malah cepat saat masih ada hujan seperti ini,” katanya.
Warisam mengaku, tahun ini hasil tembakau miliknya diprediksi akan menurun, lahan seluas tiga per empat hektar miliknya yang ditanami tembakau tidak akan menghasilkan daun tembakau sebanyak tahun sebelumnya.
“Tahun lalu puluhan kwintal, sekarang ini belum tahu. Ini baru duakali dipetik, harganya juga murah, kemaren dapat dua kwintal,” terangnya. (hud)

Tags: