Antisipasi Banjir Bah-Rob, Pemkab Probolinggo Patroli Laut Susuri Pantai

Antisipasi banjir bah dan rob wabup Timbul lakukan patroli laut.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Kabupaten Probolinggo, Bhirawa
Kondisi cuaca Kabupaten Probolinggo beberapa hari belakangan yang selalu diguyur hujan dan cuaca mendung membuat seluruh aliran sungai mengalami peningkatan debit air cukup tinggi karena kiriman air sungai dari hulu. Gerak cepat dan langkah antisipatif Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo dalam mempersiapkan segala kemungkinan terjadinya bencana banjir bah dan banjir rob dilakukan melalui Patroli Laut Susur Pantai.
Patroli yang dipimpin langsung oleh Wakil Bupati (Wabup) Probolinggo Drs HA Timbul Prihanjoko tersebut dilakukan secara gabungan bersama instansi vertikal, jajaran TNI Angkatan Laut, Polairud, KSOP Probolinggo, Asisten Administrasi Pemerintahan dan Kesra Moh. Happy, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Tutug Edi Utomo dan Kepala OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terkait di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo.
Dua armada kapal laut diterjunkan untuk mensupport patroli tersebut diantaranya adalah Kapal Pengawasan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur serta Kapal Negara Patroli (KNP) Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai KSOP Probolinggo.
Alhasil ditemukan beberapa titik muara sungai yang ditengarai mengalami pendangkalan oleh sedimen dan harus segera ditindaklanjuti dengan melakukan pengerukan hingga kondisi muara tersebut siap untuk menampung air ketika hujan datang maupun kiriman aliran sungai dari hulu. Diantaranya adalah muara sungai sungai Taman Sari Dringu, Sungai Gending dan Kalibuntu Kraksaan.
Wabup Timbul, Sewnin 13/1/2020 menuturkan tujuan patroli tersebut adalah untuk memantau langsung situasi terkini pada perairan pesisir serta menginventarisir salah satu penyebab terjadinya bencana banjir yang acapkali melanda permukiman masyarakat pesisir pantai di sepanjang garis pantai wilayah Kabupaten Probolinggo.
“Kami sudah menginventarisir titik mana saja yang harus segera ditindaklanjuti. Oleh karenanya kami akan segera berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait khususnya Pemprov Jawa Timur untuk mencari solusi terbaik, sehingga air kiriman dari selatan ini bisa mengalir lancar ke laut dan tidak sampai meluap ke pemukiman masyarakat,” jelasnya.
Kepala Kantor KSOP Probolinggo Capt. Subuh Fakkurochman mengemukakan bahwa saat ini perairan laut Probolinggo juga sudah mulai memasuki musim angin baratan. Akibatnya air pasang cenderung naik, angin kencang dengan disertai ombak besar.
“Khususnya kepada masyarakat nelayan dan warga pesisir kami himbau untuk mewaspadai air rob yang bisa kapan saja masuk ke permukiman masyarakat. Perhatikan perubahan cuaca yang mendadak dan berubah-ubah serta pantau informasi dari BMKG sebelum pergi melaut,” tegasnya.
Menurut Wabup Timbul, sesuai dengan prediksi dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) hujan ini masih tahap awal dan masih akan ada hujan yang lebih besar lagi. Oleh karena itu, jalinan komunikasi antar petugas, masyarakat, organisasi masyarakat dan TNI/Polri harus terus ditingkatkan.
“Maksimalkan sarana dan prasarana yang ada, termasuk potensi yang ada di bawah. Silahkan yang bisa komuniaksi ke bawah barangkali ada chainsaw dan truk sehingga ketika terjadi bencana tim akan lebih mudah. Karena tidak mungkin tim kabupaten langsung ke lokasi saat itu juga. Paling tidak ada penanganan awal pasca terjadinya bencana,” terangnya.
Lebih lanjut Wabup Timbul mengharapkan agar semua OPD segera melakukan inventarisir kembali sarana prasarana yang ada. Apabila sudah lemah segera diservice dan dilihat kembali. “Saya tidak menginginkan, ketika sedang melakukan penanganan bencana kendaraannya macet. Apabila masih memerlukan pemeliharaan segera diservice sehingga begitu dibutuhkan sudah dalam kondisi on fire,” tututrnya.
Wabup Timbul menambahkan sinergisitas antar OPD sangatlah penting terkait penanganan kebencanaan. Karena itu, peralatan yang dimiliki setiap OPD harus betul-betul dalam kondisi siap.
“Prinsip kami adalah ketika ada bencana pemerintah bisa hadir bersama jajaran samping dan TNI-Polri bersama-sama menghadapi bencana tersebut. Baru setelah itu dilakukan assesment apa saja yang terjadi di sana. Kalau memang memerlukan bantuan, maka nantinya akan dibantu. Kalau bisa selesai di kecamatn maka tidak perlu diberikan bantuan,” tambahnya.(Wap)

Tags: