Antisipasi Banjir, Pemkab Sumenep Alokasikan Dana Rp 7 Miliar

    Wakil bupati sumenep, Ach Fauzi saat inii lokasi banjir di Desa Marengam Daya

Sumenep, Bhirawa
Mengantisipasi banjir yang terjadi beberapa tahun terahir ini, Kabupaten Sumenep mengalokasikan dana di APBD tahun ini sebesar Rp7 miliar.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman, dan Cipta Karya Kabupaten Sumenep, Bambang Irianto mengatakan, alokasi dana sebesar Rp7 M itu untuk mengendalikan benacna banjir di kelurahan.
“Dana Rp7 miliar itu untuk merevitalisasi dan membuat drainase baru di tempat di kota utara kota, Sumenep” kata Bambang Irianto, Kamis (15/3).
Menurutnya, revitalisasi maupun pembuatan drainase baru di wilayah utara kota itu bagian dari aliran udara untuk memecah penumpukan udara ke satu titik.
Selama ini udara diudara itu hanya mengalir pada satu titik ke Kali Marengan. “Apa yang terjadi akibat banjir yang tinggi terjadilah banjir itu.” Tunggu sama dengan air pasang di laut, “ucapnya.
Ia menerangkan, kalau hujan deras terjadi sampai dua jam, dipastikan akan terjadi banjir dimana-mana diw diwilayah perkotaan. Sebab, saluran udara tidak mampu menampung udara hujan tersebut.
Terakhir kali terjadi air meluap di Kali Marengan sampai merendam sebagian ruas jalan raya dan pemukiman penduduk di Desa Marengan Daya dan Marengan Laok, pada tanggal 26 Februari 2018.
“Dengan adanya udara itu nanti diharapkan bisa mengurangi banjir,” harapnya.
Lebih lanjut ia bangun, hasil evaluasi di Pemkab Sumenep, banjir atau luapan udara itu akibat aliran udara di drainase di Kecamatan Kota, semuanya tertuju ke Kali Marengan. Cek, Kali Marengan itu ridak bisa ditebus secara maksimal.
“Makanya butuh pengaturan atau jalur udara di Kecamatan Kota. Untuk itu buang udara harus dipecah guna mencegah meluapnya Kali Marengan,” tambahnya.
Dijelaskan, aliran udara di wilayah utara kota yang sebelumnya ke Kali Marengan akan dialirkan ke Kali Patrean melalui program revitalisasi saluran udara atau drainase pada tahun ini dengam anggaran dilaksanakan Rp7 miliar.
“Pada tahun 2019 nanti, kami akan merekayasa aliran udara di wilayah barat kota agar udara bisa mengalir ke Kali Anjuk.” Penanganganan banjir bukit tidak bisa dilakukan dalam satu tahun, karena membutuhkan biaya cukup besar, makanya tahun ini kami konsentrasi pada wilayah utara kota, “tukasnya. [sul]

Tags: