Antisipasi Gagal Panen, Targetkan Program AUTP Trenggalek Terpenuhi

Trenggalek, Bhirawa
Pelaksanaan program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) Jasindo di Kabupaten Trenggalek mencatat realisasi positif. Program asuransi menghadapi gagal panen padi ini diperkirakan hampir terpenuhi target yang diharapkan pemerintah daerah.
Saat ini gagal panen masih jadi ancaman serius bagi para petani, mulai dari datangnya musim kemarau panjang, banjir, bahkan serangan OPT. Menanggapi hal tersebut, pemerintah dituntut untuk terus berupaya maksimal dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi secara berkelanjutan.
Kepala Dinas Pertanian Pangan melalui Sekertaris Dinas Pertanian Trenggalek Didik Susanto mengatakan, bahwa hingga saat ini sudah banyak upaya yang telah dilakukan dalam menangani gagal panen,
Seperti program AUTP hingga saat ini lebih dari 1053 ha yang sudah terealisasi dari target 2000 ha.
“Pemerintah telah meluncurkan program AUTP, jadi bagi petani yang menanam padi dilindungi asuransi oleh pemerintah. Sehingga apabila petani gagal panen, entah karena kekeringan, banjir serta serangan OPT dapat klaim Rp 6 juta per ha.” terang Didik.
Lewat program asuransi pertanian ini, diharapkan gagal panen ‘dak lagi menjadi momok. Karena kerugian yang disebabkan oleh serangan hama atau bencana bisa dicover asuransi
“Hal ini sangat pen’ng dan bisa diketahui oleh petani untuk menghindarkan kerugian petani yang lebih besar lagi akibat gagal panen, ” ucap Didik.
Adapun saat ini sosialisasi dilakukan kepada kurang lebih 153 Kelompok Tani. Menurut Didik, asuransi pertanian sangat penting dikarenakan total lahan pertanian padi di Trenggalek mencapai 12,028 ha, sehingga melalui program AUTP diharapkan petani tidak ada lagi kekhawatiran akan resiko gagal tanam padi.
“Program ini sudah kita sosialisasikan cukup lama. Namun, belum semuanya para petani kita ikut asuransi, sehingga tugas kita ke depan harus berupaya keras menyepahamkan petani supaya ikut asuransi, sehingga kesejahteraan petani bisa lebih terjamin.” harapnya.
Walaupun program yang ada saat ini hanya asuransi untuk tanaman padi dan peternakan, dikarnakan pemerintah mash mempunyai beberapa pertimbangan. “Tanaman polowijo masih belum ada, kemungkinan pola tanamnya tidak ribet( rumit ) jadi tidak terlalu beresiko, sehingga pemerintah belum mengkaver untuk tanaman polowijo.” ujarnya.
Dengan ikut asuransi, risiko bisa diminimalisir. Dengan hanya perlu membayar Rp 36 ribu per ha. Petani bisa mengajukan klaim ketika gagal panen.”Jadi untuk premi asuransi Rp 180 ribu Dengan subsidi pemerintah Rp 144 ribu sehingga tinggal membayar Rp 36 ribu dalam satu kali masa tanam kalau gagal panen dapat klaim 6 juta per ha.” imbuhnya. wek
Ditambahkan Didik menurutnya kemungkinan kemarin bisa terpenuhi target 2000 ha kalau tidak terkendala aplikasi baru ( aplikasi SIAP).
“Kemungkinan kemarin bisa mencapai target namun terkendala dengani aplikasi baru dari Jasindo, sehingga ‘dak langsung di approve (menyetujui ) . Menurut aturan, ke’ka umur tanaman padi sudah berumur lebih dari 30 hari maka dengan automa’s sistemnya menolak. Sehingga ‘dak diterima oleh sistem yang dipakai .” Tutup Didik. (Wek)

Tags: