Antisipasi Kelangkaan Beras, Bulog Sub Divre Buduran Sidoarjo Siapkan 46 Ribu Ton

Suasana pengangkutan beras di gudang Bulog Sub Divre Buduran Sidoarjo (foto dokumen sebelum pandemi). [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Upaya mengantisipasi kelangkan beras di tiga wilayah Kabupaten/Kota di Jawa Timur, Bulog Sub Divre Buduran Sidoarjo telah menyiapkan 46 ribu ton beras untuk 7 bulan ke depan. Stock beras tersebut akan digunakan ketika harga beras dipasaran mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

“Stock beras tersebut akan diperuntukkan untuk tiga wilayah kabupaten kota di Jawa Timur, yaitu Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik dan Kota Surabaya,” ungkap Ketua Bulog Sub Divre Buduran Sidoarjo Heriswan, pada Kamis (7/1) kemarin.

Ia katakan, puluhan ribu ton beras ini rencananya akan dipergunakan selain harga beras di pasaran mengalami kenaikan yang cukup signifikan, dan juga dianggap darurat oleh pemerintah. “Maka dari itu kami telah siap, akan memenuhi kebutuhan masyarakat dan memberikan pelayanan terkait harga yang cukup berbeda dengan harga beras di luar Bulog,” katanya.

Jika dalam kurun 6 hingga 7 bulan kedepan tidak mengalami kenaikan harga beras, pihaknya telah menyiapkan sejumlah tenaga untuk merawat beras secara rutin. “Perawatan tersebut untuk mengantispasi munculnya kutu beras yang akan berkembang biak, agar kondisi beras tetap aman dan bisa diturunkan ketika diperlukan,” jelas Hariswan.

Sementara itu di tempa terpisah, pantauan harga sayur mayur di pasar tradisional baru Porong Sidoarjo masih belum stabil, karena sejumlah sayuran harganya juga ikut melambung tinggi hingga 100 persen. Kenaikan ini terjadi sejak seminggu terakhir dan diperkirakan akan disusul kenaikan pada kebutuhan sayur mayur lainnya, akibat tidak menentunya stock barang dan cuaca dimusim penghujan.

Susanti salah satu pedagang sayur mengatakan, untuk jenis sayuran mentimun sebelumnya masih Rp 5 ribu rupiah kini naik menjadi Rp 10 ribu rupiah per kilogramnya. Bawang merah sebelumnya Rp 17 ribu rupiah kini naik manjadi Rp 19 ribu rupiah, terong sebelumnya Rp 8 ribu rupiah naik menjadi Rp 10 ribu rupiah per kilogramnya.

Sedangkan untuk jenis sayuran kol dan cabe rawit mengalami ada penturunan harga, namun dinilai masih belum stabil. Harga kol sebelumnya Rp 9 ribu rupiah kini naik menjadi Rp rupiah per kilogramnya. Cabe yang sebelumnya Rp 80 ribu turun menjadi Rp 60 ribu rupiah per kilogramnya.

Menurutnya, naik turunnya harga sayuran ini disebabkan stock sayur mayur terbatas dan cuaca ektrim dimusim penghujan. “Kondisi ini membuat sejumlah pedagang mengeluh sepi pembeli, pasalnya dengan adanya kenaikan ini banyak pembeli yang mengurangi belanjaannya, untuk berhemat,” katanya.[ach]

Tags: