Antisipasi Ledakan Angka Kelahiran

Masa pandemi corona yang diimbangi dengan dihadirkannya kebijakan dari pemerintah untuk melakukan pembatasan sosial, seperti adanya psyhical distancing dan social distancing rupanya sangat berpengaruh terhadap laju pertumbuhan penduduk. Pasalnya, pandemi Covid-19 berakibat minimnya akseptor KB mendatangi layanan kesehatan keluarga sejahtra. Begitupun, adanya pandemi Covid-19 saat ini juga berakibat kepada penurunan aktivitas dalam beberapa kelompok kegiatan program KB serta penurunan mekanisme operasional di lini lapangan
Konsekwensi logisnya, wajar adanya jika akhirnya angka kelahiran yang tidak diinginkan meningkat di tengah pandemi saat ini. Merujuk dari data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) atas penggunaan alat kontrasepsi bisa dilihat dari data penggunaan implan dari 81.062 turun menjadi 51.536, KB suntik dari 524.989 menjadi 341.109, KB metode pil dari 251.619 menjadi 146.767, penggunaan kondom dari 31.502 menjadi 19.583, vasektomi untuk pria dari 2.283 menjadi 1.196, dan tubektomi untuk wanita dari 13.571 menjadi 8.093, (cnnindonesia.com, 4/5)
Masih merujuk dari data BKKBN laju pertumbuhan penduduk Indonesia saat ini 1,49 % dengan pertambahan jumlah penduduk 4,5 juta orang setiap tahunnya. Jumlah angka tersebut, jika diproyeksikan dengan jumlah negara lain posisinya angka itu sama dengan jumlah penduduk di satu negara Singapura. Wau, suatu angka yang fantastis. Artinya, jika laju pertumbuhan 1,49 % dengan jumlah penduduk 4,5 juta orang setiap tahunnya, dibiarkan saja maka negeri ini akan menghadapi persoalan serius terkait laju pertumbuhan penduduk. Bahkan, bisa terkatakan program KB di negeri ini terancam gagal akan membawa masalah dikemudian hari.
Permasalahan dari segi kuantitas, jumlah penduduk merupakan potensi tenaga kerja yang bermanfaat dalam rangka menghasilkan barang-barang produksi. Namun, di sisi lain, penduduk juga memerlukan barang-barang konsumsi untuk menunjang kehidupannya.

Asri Kusuma Dewanti
Pengajar FKIP Universitas Muhammadiyah Malang

Rate this article!
Tags: