Antisipasi Radikalisme, 30 Guru Diberi Pembinaan

Kepala Disdikpora M Maskur (Kanan) saat panggil 2 guru TK pada pawai bercadar.

Probolinggo, Bhirawa
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) kota Probolinggo was-was dengan maraknya radikalisme. Sebagai antisipasi, sebanyak 30 guru PNS diundang mengikuti penataran wawasan kebangsaan agar tak terjerumus pada paham dan aksi radikalisme yang lebih jauh. Demikian disampaikan Walikota Probolinggo Rukmini, Kamis (6/12) kemarin.
“Apa yang telah terjadi menjadi atensi bagi kami pemerintah kota ini, jangan sampai yang terjadi di Sumbertaman beberapa waktu lalu terjadi lagi didaerah lainnya. Untuk itulah tidak hanya ditatar wawasan kebangsaan, mereka diharapkan cinta tanah air dan tidak terjerumus di dunia radikalisme termasuk terorisme,” katanya.
Paling disayangkan lagi pada saat pawai beberapa waktu lalu, anak usia dini berpakaian cadar dan membawa senjata, dilakukan oleh satu satu sekolah milik Kodim Probolinggo.
“Kami tidak tahu apa yang ada di benak gurunya itu, sengaja atau tidak itu tidak patut terjadi,” ujarnya.
Kepala Disdikpora Mochammad Maskur mengatakan, kegiatan itu merupakan bagian dari antisipasi agar tak ada radikalisme di lingkungan pendidikan. Apalagi ini pasca ramainya polemik pawai anak TK bercadar dan bersenjata api replika.
“Ini sebagai antisipasi saja. Mereka 30 guru ditatar wawasan kebangsaan agar tidak terjerumus dalam radikalisme. Sehingga menciptakan Kota Probolinggo yang aman dan damai,” ucapnya. Namun pihaknya membantah kalau 30 guru PNS yang diundang itu terindikasi radikalisme.
Kasat Bimas Polres Probolinggo Kota AKP Suharsono, menuturkan, dikumpulkannya 30 guru tersebut memang sebagai upaya preventif dari masuknya radikalisme bagi kalangan guru.
“Harapannya mereka bisa menjadi panutan dan tauladan bagi siswa siswinya. Apalagi sebagai seorang yang digugu dan ditiru,” tandasnya. Lebih lanjut dikatakannya, seperti yang terjadi dari pelaku terorisme yang tertangkap satu dari tiga terduga teroris yang diamankan di Perum Sumber Taman Indah, Kelurahan Sumbertamanan, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo, berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Dia tercatat sebagai Guru Bahasa Inggris di SMKN 1 Kotaanyar Kota Probolinggo. Di sekolah, dia dikenal sebagai sosok pendiam dan disiplin dalam memberikan pelajaran ke siswa-siswinya.
HSA juga dikenal sebagai sosok yang pendiam di lingkungan rumahnya. Namun, meski pendiam, HSA dikenal sebagai sosok yang murah dan baik hati. Ia tidak sungkan untuk berbagi. Di lingkungan sekitar rumahnya, HSA memberikan pendidikan secara gratis ke anak-anak yang belum beruntung mendapatkan pendidikan. Namun, lama-kelamaan apa yang diberikan HSA ke anak-anak ini sedikit berbeda dari kebanyakan. Di tangan HSA, anak-anak yang mayoritas usianya masih di bawah 10 tahun diajari untuk memanah, dan menembak menggunakan senapan angin. Hal-hal semacam inilah yang perlu diantisipasi untuk masa akan dating, untuk itu tidak hanya ke 30 guru PNS itu sajalah yang diundang untuk diberikan wawasan kebangsaan, melainkan yang lainpun akan dilakukannya juga secara bergiliran, tambahnya. [wap]

Tags: