Antisipasi Serangan ,Kapolda Jatim Intruksikan Anggota Jajaran Tingkatkan Kewaspadaan

Kapolda-Jatim-Irjen-Pol-Machfud-Arifin-memberikan-statemen-pasca-penusukan-dua-anggota-Brimob-di-Jakarta-Selatan-Sabtu-[1/7]-lalu.-[abednego/bhirawa]

Polda Jatim, Bhirawa
Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Machfud Arifin memberikan intruksi kepada anggota jajaran Polda Jatim untuk terus meningkatkan kewaspadaan, menyusul insiden penusukan dua anggota Brimob di Masjid Falatehan yang ada di depan Mabes Polri, Jakarta Selatan pada Jumat (30/6) lalu.
Intruksi tegas ini disampaikan Kapolda Jatim dalam gelaran syukuran Hari Bhayangkara ke 71 yang berlangsung di Gedung Tribrata Mapolda Jatim, Sabtu (1/7) lalu. Irjen Pol Machfud Arifin mengaku, pihaknya sudah lama mengintruksikan kepada anggota di jajaran Polda Jatim untuk All Out dalam pengamanan dirinya dan masyarakat.
“Sudah lama kami intruksikan untuk anggota jajaran Polda Jatim agar melakukan pengamanan secara All Out. Pengamanan ini mulai dari diri sendiri, kesatuan sampai dengan member rasa aman kepada masyarakat,” kata Kapolda Jatim, Irjen Pol Machfud Arifin, Sabtu (1/7) lalu.
Mengantisipasi aksi penyerangan serupa, Machfud berencana menurunkan Satuan Brimob dan Propram Polda Jatim untuk pengecekan secara tertutup terhadap anggota jajaran. Pengecekan ini sifatnya terselubung maupun terbuka di masing-masing Polres dan Polsek jajaran Polda Jatim, guna memastikan kesiapan anggota.
Sambung Machfud, pengecekan juga dilakukan di setiap Pos Pengamanan (PAM) di setiap Polres maupun Polsek jajaran Polda Jatim. “Kalau sampai ada anggota yang tertidur, akan saya tindak tegas. Begitu juga kalau ketahuan tidak waspada dan tidak meningkatkan pengamanan dirinya, tindak tegas secara keras akan kami lakukan,” tegasnya.
Ditanya terkait insiden penusukan terhadap dua anggota Brimob yang sedang melakukan ibadah di sebuah masjid di Jakarta, Kapolda menambahkan, pihaknya akan meningkatkan kewaspadaan dengan memeriksa setiap orang yang dianggap mencurigakan. Bahkan, pihaknya sudah menyampaikan hal ini kepada Kabid Propram untuk mengintruksikan kewaspadaan terhadap anggota.
“Nantinya setiap orang yang tidak dikenal terutama yang bawa tas ransel pasti akan ditanya. Polisi punya kewajiban dan kewenangan menghentikan orang untuk menanyakan identitas orang tapi tetap harus dengan cara yang santun dan sopan. Kalau ditanya orangnya lari, pasti ada apa-apa kan dengan orang itu,” ucapnya.
Disinggung mengenai ketersediaan senjata, alumnus Akpol 1986 ini memerintahkan anggotanya yang mempunyai izin senjata untuk memakainya agar waspada terhadap ancaman yang ada. Intinya tetap mengutamakan pendekatan humanis.
“Kalau pegang senjata api jangan hanya ditaruh di lemari, tapi bawa di pinggul untuk waspada. Tapi ingat, jangan terlalu paranoid lah. Nanti orang cuman nanya sudah ditodong senjata karena takut, itu tidak boleh. Kewaspadaan penting tapi tetap kita punya tugas untuk megayomi dan melindungi masyarakat,” ungkapnya.
Sebagaimana diberitakan, Jumat (30/6) petang sekitar pukul 19.40 di Masjid Falatehan, Jakarta Selatan terjadi insiden penusukan terhadap dua anggota Brimob, yakni Ajun Komisaris Dede Suhatmi dan Brigadir Satu Syaiful Bakhtiar oleh orang tidak dikenal. Atas kejadian ini, kedua anggota Brimob tersebut dirawat di RS Polri Kamatjati. [bed]

Tags: