Aparat Senjata Perlambat Sukses Trauma Lumajang

PPT PPA Jatim bersama instansi terkait dari pemkab Lumajang serta aparat kepolisian dalam rapat koordinasi penanganan anak si Desa Selok awar-awar bertempat di Aula kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat Lumajang.

PPT PPA Jatim bersama instansi terkait dari pemkab Lumajang serta aparat kepolisian dalam rapat koordinasi penanganan anak si Desa Selok awar-awar bertempat di Aula kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat Lumajang.

Lumajang, Bhirawa
Pasca terjadinya terjadinya aksi teror yang muncul kembali di desa Selok Awar-awar, serta penempatan aparat bersenjata dari pihak kepolisian dapat berdampak terhadap psikologis anak. Akibatnya berpengaruh terhadap keberhasilan pelaksanaan trauma hilling yang dilakukan selama ini.
Demikian kata Heydian salah seorang pemerhati anak yang juga dari PPT PPA Jatim saat mengadakan rapat koordinasi dengan instansi terkait dalam hal penanganan pemulihan psikologis anak yang bertempat di kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat, kemarin.
Menurut Heydian, pihaknya berencana akan memfokuskan dalam proses trauma hilling agar masa depan anak anak khususnya di desa selok awar awar cepat tuntas. Namun menurutnya pihaknya masih menyusun program yang rencananya dari PPT PPA jatim akan menggandeng cari berbagai elemen terkait mulanya dari guru, orang tua,pemerintah dan aparat kepolisian untuk bersama sama menangani pemilihan psikologis anak.
Heydian yang merupakan guru dongeng PPT-PPA Provinsi Jatim tersebut juga mengatakan bahwa penempatan aparat kepolisian dengan bersenjata lengkap dan ditempatkan di Balai Desa Selok Awar-awar dapat membikin anak-anak ketakutan. Karena balai desa selok awar-awar satu lokasi dengan Sekolah PAUD yang pernah digunakan dalam penyiksaan korban Salim kancil dan Tosan dan saat itu disaksikan oleh siswa PAUD tersebut.
Menurut Heydian penempatan aparat bersenjata dapat mempengaruhi keberhasilan program trauma  hilling.
“Untuk komponen pemerintah sendiri salah satunya nanti bagaimana aparat polisi itu nantinya bagaimana bisa menjadi sahabat anak,” jelasnya. “Karena anak anak PAUD ini ada ketakutan juga ketika waktu dulu, pihak aparat datang kok duduk bawa senjatanya, itu anak-anak kan takut,” imbuhnya.
Hal senada juga di sampaikan dari PPT PPA  lumajang, Irma Lawodo SH, MH yang menjelaskan bahwa trauma anak anak di selok Awar-awar termasuk kategori sedang dan berat. Karena situasi yang masih tegang dan penempatan aparat bersenjata mempengaruhi psikologi anak anak di sekitar desa tersebut.
Menurut irma bahwa penanganan secara sinergi harus dilakukan untuk memulihkan psikologisnya, karena dikhawatirkan berdampak negatif terhadap perkembangan masa depan anak. [mb10]

Tags: