APBD Besar, Sidoarjo Tak Peduli Fasilitas Olah Raga

Wahyu Bima Dharta. [alikus/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Kekuatan APBD Kab Sidoarjo termasuk besar bila dibandingkan dengan sejumlah Kabupaten/kota di Provinsi Jatim. Tahun 2017 ini saja, sebesar Rp4 triliun lebih. Namun  untuk membangun fasilitas olah raga, seperti tenis lapangan, Kab Sidoarjo ternyata kalah dengan Kab seperti Tulung Agung maupun Nganjuk, yang kekuatan APBD nya dibawah kab Sidoarjo.
”Sarana di tempat kita sangat memprihatinkan, kualitasnya sangat tidak layak, ini memalukan, perlu sekali ada renovasi, di Tulung Agung dan Nganjuk saja sarananya kok bisa lebih bagus, padahal itu daerah yang secara potensial dibawah Sidoarjo,” komentar Ketua Pengcab Pelti Sidoarjo, Wahyu Bima Dharta, belum lama ini.
Selain fasilitas lapangan tenis outdoor  yang sudah tidak layak, tambah Bima, fasilitas lapangan indoor juga demikian. Kondisinya saat ini sudah rusak, sebab dipakai untuk kegiatan bukan fungsinya. Sekarang sering disewakan pengelolah untuk event seperti entertaintment dan sebagainya.
”Saya tahu ini dilematis, pengelolah dibebani target pendapatan, akhirnya aset Pemkab yang nilainya ratusan juta itu rusak karena dipakai peruntukan yang tidak benar, itu salah, supaya dipikirkan,” kata Bima.
Bima juga menjelaskan, secara teknis lapangan tenis indoor itu tak bisa dipakai untuk kegiatan lain. Karena faslitas olah raga itu spesifik. Tentu saja kalau dipakai untuk kegiatan lain, berarti penyalahgunaan fungsi.
Prihatin dengan kondisi itu serta merasa tidak ingin membebani daerah, Bima menyampaikan, pihaknya punya rencana akan mencari sponsor sendiri, untuk merenovasi fasilitas olah raga yang kurang layak itu. Misalnya untuk pengecetan tembok lapangan yang sudah kusam. Konsekwensinya maka sponsor disilahkan untuk memasang iklan produknya.
”Karena tidak lama lagi kita akan menggelar kejuaraan Bupati Cup, yang akan mengundang atlit tenis se Jatim, kalau fasilitas kita jelek, apa kita tidak merasa malu,” kata pria yang mengaku sudah bergelut dengan dunia tenis lapangan selama dua puluh tahunan itu.
Menurut Bima, semua kondisi fasilitas yang kurang layak itu, sudah disampaikan secara informal kepada Ketua KONI Sidoarjo. Tapi secara formal katanya akan dibuatkan surat, supaya fasilitas olahraga tersebut dapat perhatian.
Dievaluasi Bima, sebetulnya atlet tenis Sidoarjo punya prestasi yang luar biasa. Untuk membina mereka, selain butuh fasilitas latihan yang layak, mereka juga harus diperhatikan fasilitas lainnya seperti honornya.  Menurut Bima, di KONI ada dana pembinaan, maka itu harus dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Karena kadang kurang perhatian seperti itu, atlet itu bisa pindah ke daerah lain yang dianggap lebih menjanjikan daripada Sidoarjo. Kejadian seperti itu sudah pernah terjadi. Ada atlet Sidoarjo  yang masih SMP, SMA dan sudah lulus sekolah yang pindah membela daerah seperti  Surabaya dan Gresik.
”Karena itu pengurus harus banyak memberi fasilitas pada mereka,” kata Ketua Pengcab Pelti Sidoarjo periode 2016-2021 itu. [kus]

Tags: