APBD Jatim 2022 Naik

Pemerintah propinsi Jawa Timur mencatatkan pertumbuhan ekonomi tertinggi seantero Jawa. Mencapai 5,74% (year on year). Terutama pertumbuhan pada sektor produk pangan. Pertumbuhan positif mempengaruhi optimisme perubahan per-angka-an APBD Jatim tahun 2022, meningkat 10,54%. Tak dinyana, APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) tahun 2022, mengalami pertumbuhan cukup besar. Mulai tahun ini, menjadi saat tepat memulai optimism APBD dengan defisit besar, demi rakyat.

Pengalaman menunjukkan, deficit selalu bisa ditutup. Antaralain melalui penghematan tahun anggaran berjalan, ditambah Silpa tahun lalu. Kalau kurang bisa berhutang. Per-angka-an APBD Jawa Timur diperkirakan mencapai Rp 32,5 trilyun hingga Rp 33 trilyun. Serasa kembali pada angka APBD tahun 2019. Bahkan dalam Perubahan APBD tahun 2019, telah mencapai Rp 38 trilyun. Pandemi selama 2 tahun, menyebabkan per-angka-an APBD Jawa Timur merosot.

Beberapa pos pendapatan daerah akan berkurang. Terutama yang bersumber dari APBN (transfer dari pusat). Juga masih terdapat realokasi sebesar 2% dari pos DAU (Dana Alokasi Umum), dan Dana Bagi Hasil. Namun beberapa pos pendapatan baru bisa memberi harapan. Misalnya bagi hasil pajak pulsa, kartu perdana, token, dan voucher. Bahkan sudah terdapat Peraturan Menteri Keuangan Nomor 06/PMK.03/2021, yang menjamin kepastian hukum, dan menyederhanakan pungutan pajak.

Berdasar laporan Global Prepaid Index (GPI), masyarakat Indonesia masuk dalam 7 besar belanja pulsa terbesar di dunia. Begitu pula transaksi menggunakan fitur pulsa dan data menunjukkan peningkatan 200% selama tahun 2021. Bisa jadi, pajak pulsa masih sulit dipungut. Seperti dahulu (sebelum tahun 2000), PBB-KB (Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor) juga tidak masuk dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sekarang, PBB-KB menjadi salahsatu tulang punggung PAD propinsi, serta kabupaten dan kota.

Saat ini pandemi sudah melemah, tetapi muncul wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Serta masih berhadapan dengan ancaman resesi global. Sehingga sisi pendapatan patut waspada potensi kontraksi, karena perekonomian belum pulih benar. Juga kontraksi hasil retribusi, hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, serta penerimaan Dana Perimbangan. Juga anggaran lain yang bersumber dari APBN.

Tetapi sebelum pandemi, Jawa Timur telah berpengalaman menggali pendapatan sampai mencapai Rp 33 trilyun. Terutama PAD yang berasal dari PKB (Pajak Kendaraan Bermotor), dan PBB-KB. Beberapa BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) juga memberikan sokongan pada PAD. Hanya PT Bank Jatim yang memberi kontribusi memadai (sekitar Rp 400 milyar). BUMD lain berkontribusi tidak memadai. Namun ada “anak BUMD” bisa di-mandiri-kan.

Penambahan pada APBD Jawa Timur tahun 2022, bagai telah menemukan program kegunaan. Antara lain yang terbesar untuk melunasi utang pembagian dana hasil pajak kepada 38 pemerintah kabupaten dan kota se-Jawa Timur. Jumlahnya mencapai Rp 3,3 trilyun. Serta dana cadangan Pemilu sebesar Rp 300 milyar. Namun sisa waktu kinerja keuangan APBD 2022 tinggal 3 bulan. Maka bisa dipastikan akan berujung Silpa (Sisa lebih perhitungan anggaran) cukup besar.

Silpa besar (melebihi 10%) sebenarnya tidak menguntungkan masyarakat Jawa Timur. Karena sebenarnya masih banyak kegiatan masyarakat yang bisa difasilitasi pemerintah propinsi. Pemprop bisa memperluas coverages pembinaan usaha kerakyatan. Misalnya, modernisasi alat mesin pertanian. Serta fasilitasi pengurusan perizinan Usaha Mikro dan Ultra-Mikro (UMUM) sampai sertifikat halal. Juga pembinaan industri kecil skala rumahtangga, sampai memperoleh HAKI dan SNI.

Ekonomi kreatif patut dibangkitkan. Karena telah terbukti, sektor UMKM menjadi benteng pengaman perekonomian pada masa krisis global tahun 1998, dan 2008.

——— 000 ———

Rate this article!
APBD Jatim 2022 Naik,5 / 5 ( 1votes )
Tags: