Apel di Jatim Bebas dari Bakteri Listeria

Kepala Disperindag Provinsi Jatim Warno Harisasono menunjukkan gambar apel yang dilapisi karamel yang diproduksi Bidart Bros. Selama ini apel dari Bidart Bros tidak beredar di Indonesia khususnya Jatim.

Kepala Disperindag Provinsi Jatim Warno Harisasono menunjukkan gambar apel yang dilapisi karamel yang diproduksi Bidart Bros. Selama ini apel dari Bidart Bros tidak beredar di Indonesia khususnya Jatim.

Pemprov, Bhirawa
Merebaknya kabar jika ada apel dari Amerika Serikat yang mengandung bakteri berbahaya, membuat Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jatim meningkatkan kewaspadaannya. Salah satunya dengan menggelar sidak (inspeksi mendadak) buah apel impor yang membawa bakteri listeria monocytogenes.
“Bakteri ini cukup berbahaya. Jika memakan buah apel impor yang terjangkit bakteri ini, bisa menyebabkan, panas, mual-mual dan demam mirip seperti tekena demam berdarah. Harus segera diperiksakan ke dokter,” imbau Kepala Disperindag Provinsi Jatim, Warno Harisasono, dikonfirmasi, Selasa (3/2).
Sekedar catatan, pekan lalu Dirjen Standarisasi dan Perlindungan Konsumen Kementerian Perdagangan RI, menerbitkan surat edaran yang ditujukan ke seluruh disperindag provinsi, kabupaten, dan kota terkait larangan impor apel demi mengantisipasi penyebaran bakteri listeria ke tanah air.
“Pada hari Senin pekan lalu juga telah digelar Rakernas di Kementerian Perdagangan RI, Jakarta. Dalam kesempatan itu, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) mendapatkan berita internasional terkait instruksi penarikan apel impor yang terkontaminasi bakteri listeria,” ujarnya.
Apel yang dimaksud adalah jenis Granny Smith dan Royal Gala yang berwarna merah dan hijau, yang berasal dari produsen packing industri berlabel Bidart Bros, yang berpusat di Bakersfield, California, Amerika Serikat.
“Awal kejadian bakteri listeria ini ditemukan di apel yang dikemas dalam produk makanan apel karamel. Apel kemasan karamel ini sedang ngetren di Amerika, biasanya untuk acara pesta. Diduga, apel terjangkit bakteri listeria dari lokasi gudang pengepakan produsen Bidart Bros di California. Bisa jadi lokasi pengepakannya tidak steril,” jelasnya.
Dengan keluarnya edaran dari Kementerian Perdagangan tersebut, Disperindag dan BPOM kini sibuk merasia apel impor berjenis Granny Smith dan Royal Gala di pasaran, khususnya yang berasal dari produsen Bidart Bros. Sejauh ini, Disperindag Jatim telah melakukan razia apel impor di Surabaya, Malang, Kediri, Madiun, Bojonegoro, Mojokerto dan Banyuwangi, Pasuruan.
“Sebenarnya sudah kita cek di Balai Besar Tumbuhan dan diperoleh kepastian bahwa kita (Jatim) tidak mengimpor buah apel dari produsen Bidart Bros. Namun begitu Balai Besar menyatakan kita banyak mengimpor apel jenis Granny Smith dan Royal Gala dari Cina, Selandia Baru, Australia dan dari Amerika juga ada, tapi dari produsen lain yang berpusat di Washington,” ungkapnya.
Maka, razia apel impor di sejumlah kabupaten/kota yang terus dilakukan Disperindag hingga kemarin mengumpulkan sampel jenis Granny Smith dan Royal Gala dari berbagai pasar. “Hasil uji labnya telah keluar dan dinyatakan negatif,” ungkap Hari.
Meski hingga sampai saat ini Jatim tidak ditemukan bakteri tersebut, mantan Kepala Badan Penanaman Modal (BPM) ini tidak berani memastikan Jatim bebas dari bakteri listeria. Ia hanya berani memastikan hingga sampai saat ini Jatim masih aman dari bakteri tersebut.
Di Surabaya, Hari mencontohkan, hingga kemarin, masih sebanyak delapan tempat yang dilakukan razia, meliputi distributor, pengecer, dan pasar buah, yaitu PT Laris Manis Utama, Carrefour Jl A Yani, Aneka Buah Jl Tanjung Sari, UD Godong Jl A Jais, Pasar Buah Hokky Jl Panglima Sudirman, Ranch Market, Jl Basuki Rahmat, Supermarket Hero di Tunjungan Plaza, dan Dunia Buah Jl Ngagel.
“Kita akan terus melakukan sidak di pasar-pasar yang menjual buah impor. Saat ini pasar tradisional yang belum kita sidak, nanti akan kita sidak juga. Namun yang pasti, selama ini belum ditemukan bakteri listeria karena memang apel produksi Bidart Bros tidak beredar di Indonesia,” pungkasnya. [iib]

Tags: