Apel Gelar Pasukan Antisipasi Aksi 212

Gubernur Jatim Dr Soekarwo memimpin Apel Gelar Pasukan di Jalan Pahlawan 110 Surabaya dalam rangka pengamanan dan doa bersama demi terwujudnya situasi kondusif di Jatim, Kamis (1/12). Gubernur bersama Pangdam V Brawijaya, Kapolda Jatim dan Pangarmatim berdialog usai apel.

Gubernur Jatim Dr Soekarwo memimpin Apel Gelar Pasukan di Jalan Pahlawan 110 Surabaya dalam rangka pengamanan dan doa bersama demi terwujudnya situasi kondusif di Jatim, Kamis (1/12). Gubernur bersama Pangdam V Brawijaya, Kapolda Jatim dan Pangarmatim berdialog usai apel.

Pemprov, Bhirawa
Gubernur Jatim Dr H Soekarwo memimpin langsung Apel Gelar Pasukan dan Show of Force Alutsista dalam rangka antisipasi aksi unjuk rasa bela Islam pada 2 Desember 2016 di Jalan Pahlawan 110 Surabaya, Kamis (1/12).
Apel gelar pasukan tersebut dihadiri Kapolda Jatim Irjen Pol Anton Setiadji MH, Pangdam V Brawijaya Mayor Jenderal TNI I Made Sukadana, Pangarmatim Laksamana Muda TNI Darwanto MAP, Kasgartap III Surabaya Brigjen TNI (Mar) Amirudin Harun, Danpasmar-1 Brigjen TNI (Mar) Lukman MSi, Danlanud Surabaya Kolonel Pnb Fachrizet SSos serta melibatkan pasukan sebanyak 14 Satuan Setingkat Kompi (SSK) dan 6 SST atau sekitar 2 ribu orang.
Dalam sambutannya, gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo itu menyampaikan, Indonesia sebagai negara demokrasi menjamin hak warga negara dalam menyampaikan pendapat, akan tetapi penyampaiannya tentunya dengan tidak melanggar undang-undang. “Menjaga keamanan, persatuan dan kesatuan negara lebih utama agar bangsa Indonesia tidak sampai terjebak pada kepentingan sesaat,” ungkapnya.
Ia meminta, seluruh elemen masyarakat khususnya TNI, Polri, tokoh agama, tokoh masyarakat, organisasi keagamaan dan organisasi masyarakat tidak terprovokasi oleh isu yang sifatnya adu domba dan memecah belah bangsa. “Kita adalah bangsa yang memiliki komitmen bersama dan cita-cita luhur membangun bangsa demi mencapai kesejahteraan bersama. Karenanya kita harus tetap konsisten untuk menjaga keutuhan 4 pilar yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika,” terangnya.
Menyikapi jelang aksi unjuk rasa 2 Desember 2016, Ia mengimbau kepada para peserta aksi dan masyarakat hendaknya membangun toleransi, rasa cinta damai, santun serta tidak melakukan perbuatan anarkis. Utamanya tidak mudah terpancing oleh kelompok yang sengaja ingin membuat suasana damai menjadi hal yang tidak diinginkan.
Khusus kepada jajaran anggota kepolisian (TNI, Polri) diharapkan bisa bersifat persuasif dan mengawal peserta aksi unjuk rasa agar bisa melaksanakan aksi dengan damai.
“Dalam mewujudkan demokrasi yang dewasa, kepatuhan penegakan hukum harus dilaksanakan dengan tegas dan tetap humanis. Meskipun demikian kewaspadaan harus ditingkatkan sehingga jika ada oknum yang sengaja berbuat anarkis segera diambil tindakan tegas,” jelasnya.
Ia menegaskan, bahwa kondisi dan situasi Jatim saat ini aman terkendali kaenanya pelaksanaan gelar pasukan itu diharapkan mampu menenangkan masyarakat Jatim. Terlebih masyarakat Jatim sudah menyampaikan aspirasinya dan melakukan doa bersama, yang difasilitasi langsung oleh Polda Jatim, TNI, dan Koarmatim. “Semua aspirasi tersebut telah kami tangkap substansinya dan telah disampaikan secara langsung ke pusat,” imbuhnya.
Sementara itu, Kapolda Jatim Irjen Pol Anton Setiadji MH mengatakan berdasarkan data yang diperoleh masyarakat Jatim yang ikut aksi 2 Desember 2016 di Jakarta sekitar 2.100 orang. Di Jatim ada kurang lebih 12 ribu pasukan baik polisi maupun TNI yang disiagakan untuk melakukan antisipasi pengamanan. Selain itu pihal Polda Jatim juga memberikan arahan-arahan pada masyarakat yang ikut ke Jakarta untuk bisa mengendalikan diri, sebab menurutnya ketika individu berkumpul maka psikologis massa yang terbentuk.
“Kami juga tidak pernah menghalang-halangi saudara-saudara kita yang berangkat ke Jakarta, namun kami hanya memastikan bahwa mereka tidak membawa barang berbahaya yang bisa membahayakan orang lain. Kita berharap mereka bisa berangkat dan pulang dengan lengkap dan selamat,” pungkasnya. [iib]

Tags: