APIKMI Bantu UKM Surabaya Bersaing di Pasar Lokal dan Internasional

Perwakilan Dinas Koperasi Provinsi Jawa Timur, Helmi Syarif bersama Pembina APIKMI Kota Surabaya Jawa Timur, Yakuttinah Marjan dan Koordinator APIKMI Kota Surabaya Jawa Timur, Lussi Agustin saat melihat hasil produk UKM di sela-sela pembukaan APIKMI Surabaya.

Surabaya, Bhirawa
Untuk dapat bersaing di pasar lokal maupun internasional, Asosiasi Pengusaha Industri Kecil Menengah Indonesia (APIKMI) siap membatu Pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) Kota Surabaya selama tertib administrasi, salahsatunya adalah memiliki NPWP.
Adapun tujuan APIKMI hadir di Kota Surabaya setelah didirikan di Bandung 23 Januari 2018 yang diprakarsai oleh kalangan pengusaha industri khususnya industri konveksi di Kabupaten Bandung.
Sekjen APIKMI, Widia Erlangga mengungkapkan sebagai organisasi non-pemerintah, non-profit, dan independen, keanggotaan APIKMI meliputi sektor industri Sandang, Pangan, Kimia Bahan Bangunan (KBB), Kerajinan Aneka, Furniture, Logam Mesin Elektronika Alat Angkut (LMEA), dan industri Kreatif.
“Tujuan pembukaan APIKMI di Surabaya membantu dan memudahkan UKM berkolaborasi dengan beberapa pihak. Salah satunya mempermudah pemasaran produk mereka agar dapat mengejar paar domestik maupun global,” terangnya, Jumat (13/11).
Widia UKM menambahkan salah satu pilar perekonomian Indonesia, APIKMI berupaya untuk membangun kekuatan UKM yang tergabung dalam member dengan motivasi, pengembangan dan jaringan untuk menciptakan pasar domestik dan jelasny
“Kolaborasi UKM APIKMI diharapkan dapat meningkatkan nilai UKM itu sendiri untuk bisa tumbuh bersama. Sampai saat ini, anggota APIKMI di Jawa Barat sekitar 200 dari 400 anggota pada awal pembukaan setelah seleksi. Untuk gabung dengan PIKMI syaratnya mudah punya produk dan punya NPWP,” jelasnya.
Sementara itu APIKMI sudah banyak melakukan kerjasama dengan pemerintah, bea cukai dan stake holder lainnya. Selama pandemi industri besar banyak yang gulung tikar, justru yang UKM bisa bertahan bahkan mengembangkan diri. Dan UKM sektor mamin tumbuh pesat di tengah pandemi.
APIKMI sendiri lebih fokus pada pelayanan terhadap kebutuhan dan kepentingan anggotanya serta stakeholders lainnya. Aktivitas tersebut diwujudkan dalam bentuk kerjasama dengan seluruh stakeholders, seperti dengan pemerintah, pengusaha importir, komunitas industri konveksi, asosiasi disainer, perguruan tinggi dan akademisi, pers, pengamat dan pakar industri kecil menengah, dan lainnya dengan tujuan untuk pengembangan industri kecil menengah agar mencapai pertumbuhan ekonomi Indonesia berbasis kerakyatan.
Pembina PIKMI Surabaya, Yakuttinah Marjan mengatakan target anggota di Kota Surabaya tahun 2020 ini sebesar 50 saja sudah bagus. Dan target tahun 2021 sebanyak 200 UKM bisa menjadi anggota APIKMI.
“Kalau di Surabaya tidak dibatasi, justru UKM heterogen mulai fashion, mamin, kerajinan dan lain-lain. Banyak diantara mereka yang bisa produksi bagus tapi tidak mengetahui selera pasar global sehingga terpaku di paar domestik,” ujarnya.
Selain itu APIKMI Surabaya juga akan merangkul UKM yang bergerak di jasa IT, pengiriman, packaging dll. Masalah terbesar UKM yakni jalan sendiri, belum ada wadah yang.menjembatani, Banyak UKM yang tidak siap memasarkan produk ke luar negeri karena tidak siap degan persyaratan yang dibebankan. [riq]

Tags: