Aplikasi A-GTK Jadi Acuan Distribusi Guru Jatim

Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rachman menjelaskan fitur sistem aplikasi A-GTK melalui monitor komputer.

Analisa Kebutuhan Guru Kian Akurat Gunakan Sistem Daring
Dindik Jatim, Bhirawa
Penataan guru dan tenaga kependidikan (GTK) masih menjadi tantangan serius pemerintah untuk mewujudkan harapan pemerataan pendidikan menjadi nyata. Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim sebagai pemegang wewenang pengelolaan SMA/SMK dan PKLK menyadari hal tersebut. Pembenahan pun dilakukan setahap demi setahap melalui serangkaian inovasi program yang terus bermunculan.
Sebuah inovasi baru dicetuskan Dindik Jatim untuk kemudahaan dan akurasi penataan GTK SMA/SMK dan PKLK di Jatim. Sistem yang dirancang berbasis teknologi informasi dalam jaringan (Daring) itu diharapkan mampu mengurai distribusi GTK yang masih terpusat pada sebagian jumlah satuan pendidikan. Sementara di satuan pendidikan lain justru terjadi kekurangan.
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim Dr Saiful Rachman meresmikan aplikasi bernama Analisa – Guru dan Tenaga Kependidikan (A-GTK) itu dapat berfungsi mulai kemarin, Selasa (24/10). Di hadapan pejabat dari 31 Cabang Dindik Jatim di daerah, aplikasi itu dapat diakses melalui laman analisa.gtkjatim.id.
Saiful mengatakan, Jatim merupakan provinsi besar yang sangat dinamis dalam bidang pendidikan. Permasalahannya pun cukup beragam, termasuk dalam pendataan GTK. Karena itu, dibutuhkan sistem yang kuat untuk dijadikan acuan penataan atau distribusi GTK di Jatim. “Karena zamannya sudah serba teknologi, aplikasi ini bisa menyinkronkan data GTK se Jatim,” katanya.
Di dalam aplikasi termuat beberapa fitur, antara lain jumlah GTK di tiap sekolah, beban jam mengajar, kepangkatan, waktu pensiun, dan lain sebagainya. Meski demikian, Saiful meminta agar aplikasi tersebut dikembangkan. Utamanya dapat memuat rekam jejak GTK, baik yang berupa prestasi maupun hal-hal lain. “Rekam jejak ini penting supaya promosi jabatan tepat sasaran. Perilaku jadi kunci, bukan hanya prestasi GTK yang muncul di aplikasi,” terang mantan Kepala Badiklat Jatim ini.
Saiful melanjutkan, aplikasi ini bisa diakses guru, kepala sekolah, cabang dinas, kepala bidang, dan kepala dinas. Namun, bagi guru, tetap ada operator yang akan membantu untuk melakukan input data.
Saiful cukup mengapresiasi keberadaan aplikasi A-GTK ini. Sebab, dari sisi kepangkatan pegawai negeri sipil (PNS) GTK akan terlihat jelas. Nantinya bisa terlihat berapa guru yang pangkatnya terlalu lama berhenti tanpa peningkatan. Misalkan pemilik pangkat golongan 4A berhenti sampai 10 tahun lamanya. Sistem ini dapat menganalisa kenapa hal itu terjadi.
Bila proses kenaikan pangkat lancar, pemetaan terhadap guru yang promosi jadi mudah. Saiful menjelaskan, ketika Badan pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) Jatim bertanya, pihaknya tinggal membuka aplikasi dan paparan. “Arahnya sudah jelas, tinggal mengikuti tahapan tes yang lain. Namun syarat administrasi sudah ada di aplikasi,” ujarnya.
Kabid Pembinaan GTK Dindik Jatim Suhartatik menjelaskan, aplikasi ini akan melengkapi keberadaan data pokok pendidikan (Dapodik) yang dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Operator sekolah yang akan menginput data ke Dapodik maupun A-GTK. “Dapodik merupakan data umum dan tidak bisa dijadikan acuan untuk menganalisa kelebihan dan kekurangan guru,” tutur Suhartatik.
Sementara A-GTK, lanjut dia, memiliki fungsi yang spesifik terkait data guru dan rekam jejaknya berikut analisa jam mengajarnya. Ini mempermudah Dindik Jatim ketika akan melakukan rotasi maupun mutasi guru. “Selama ini mutasi hanya butuh tanda tangan sekolah asal dan sekolah penerima. Melalui aplikasi ini kita bisa melihat kebutuhan guru yang sebenarnya,” terang Suhartatik.
Fitur secara rinci dalam aplikasi tersebut memuat antara lain data GTK, riwayat kepangkatan, mapel yang diampu, jam mengajar, prestasi, diklat yang diikuti dan inovasi serta karya tulis yang telah dibuat. Khusus untuk tenaga kependidikan, jam mengajar dan mapel yang diampu tidak tercantum.
Pihaknya berharap, ketimpangan jumlah guru dapat teratasi melalui sistem yang kokoh. Dengan demikian, tren GTK yang senang mengajukan mutasi ke sekolah yang favorit atau tengah kota saja dapat ditekan. “Arahnya aplikasi ini memang pemetaan dan pemerataan GTK di Jatim. Melalui ini diketahui mana sekolah yang kekurangan dan mana yang kelebihan,” pungkasnya.

Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rachman
Rasio Guru Ideal Tapi Masih Kurang
Jumlah guru dan tenaga kependidikan SMA/SMK dan PKLK di Jatim mencapai angka lebih dari 120 ribu orang. Sementara rasio tenaga pendidik dengan siswa hanya 1 : 15 untuk SMA dan 1 : 16 untuk SMK. Sebuah angka perbandingan yang sangat ideal untuk proses belajar mengjar. Sayang, masalah kekurangan yang justru terus mengemuka.
Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rachman menuturkan, kekurangan guru merupakan isu strategis karena pengaruhnya langsung terhadap kualitas pendidikan. Karena itu, aplikasi A-GTK ini menjadi salah satu solusi untuk pemerataan distribusi guru di Jatim.
“Pada prinsipnya jumlah guru tidak kekurangan karena rasionya sudah cukup ideal. Permasalahannya distribusi guru itu yang masih belum benar-benar merata. Khususnya untuk beberapa mapel tertentu,” pungkas Saiful. [tam]

Tags: