Aplikasi Mahaguru Sasar Siswa di Daerah Pelosok

Salah satu mahasiswa mencoba aplikasi Mahaguru buatan mahasiswa Undika Surabaya.

Tak Butuh Banyak Kuota
Surabaya, Bhirawa
Belajar Daring menjadi solusi pembelajaran di masa pandemi, selama Pembelajaran Tatap Muka belum bisa digelar. Sayangnya, tak semua pelajar bisa menikmati model pembelajaran ini. Selain karena biaya kuota internet yang mahal juga karena jaringan yang tidak mendukung di daerah pelosok.
Maka mahasiswa S1 Sistem Informasi Universitas Dinamika atau Stikom Surabaya yang beranggotakan Nashir Jamali, Faris Risqilail, dan Sebastianus Sembara membuat aplikasi bagi pelajar di pedesaan atau pelajar kurang mampu. Aplikasi yang diberi nama Mahaguru ini merupakan media kecerdasan buatan yang akan menemani siswa untuk belajar secara fleksibel.
Dijelaskan salah satu anggota, Nashir Jamali inovasi yang dibuat merupakan aplikasi kecerdasan buatan yang akan menjadi guru bagi siswa selama 24 jam. Siswa cukup chatting atau bertanya tentang materi sekolah, dan sistem akan memberikan jawaban yang dibutuhkan.
“Inovasi ini dibuat karena selama masa pandemi Covid 19 model belajar hampir seluruhnya dialihkan ke media Daring. Perubahan model belajar ini memunculkan masalah baru pada pelajar yang kurang mampu atau di pelosok yang harus menggunakan kuota yang cukup besar untuk belajar,” ujar Nashir, Selasa (15/12).
Di lain sisi, kata Nashir, Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan, seharusnya para siswa di Indonesia bisa belajar dengan gratis dan mudah. ”Jadi kami menyediakan aplikasi chatting untuk belajar secara gratis,” imbuh dia.
Lebih lanjut, kata Nashir, dalam menggunakan aplikasi ini siswa tidak perlu menghabiskan banyak kuota untuk melakukan chatting pada aplikasi Mahaguru. Mereka bisa langsung menanyakan segala materi yang ingin diketahuinya.
“Untuk sementara ini aplikasi hanya bisa diunduh melalui link yang kami dibagikan. Kedepan kami akan melakukan pengembangan dan memasukan ke Playstore agar seluruh siswa di Indonesia bisa mengakses aplikasi itu,” jelas mahasiswa semester VII ini.
Atas inovasi yang dibuat dalam waktu dua bulan, Nashir dan timnya sukses meraih Juara I dalam kompetisi Information Technology Creative Competition (ITCC) di Universitas Udayana Bali. Tak hanya itu, pihaknya juga mendapat apresisi dari Undika dengan memberikan penghargaan berupa SSKM dan uang tunai sebesar Rp7 juta. Penghargaan ini diharapkan dapat meningkatkan kreativitas mahasiswa untuk terus berinovasi. [ina]

Tags: