APNAS Temukan Kecurangan 50 TPS di Provinsi Jawa Timur

Fauzi Mahendra

Surabaya, Bhirawa
Ketua Sahabat Prabowo–Sandi, Fauzi Mahendra yang tergabung dalam Aliansi Pengusaha Nasional (APNAS) Jatim, menduga jika sekitar 50 TPS di Jawa Timur, melakukan kecurangan dengan penggelembungan suara untuk memenangkan pasangan Jokowi – KH Ma’ruf Amin.
“Sementara ini ada beberapa TPS aja, kurang lebihnya hampir 50 TPS yang masuk di saya ya, di APNAS ya. Kalau selebihnya ada yang di lain,” kata Fauzi, Rabu (24/4) kemarin.
Fauzi menambahkan, APNAS hingga kini masih mencocokkan data yang ada dengan milik KPU. Melihat hasil dari saksi-saksi di lapangan dinilai ada sedikit kecurangan. “Tapi kan kami harus mencocokan juga dengan data yang masuk di KPU juga. Angka 01 kadang – kadang diinput menjadi lebih besar untuk 01 dibandingkan 02. Jadi angka-angka itu yang harusnya berpihak angka sebenarnya 02,” jelasnya.
APNAS masih menghargai kinerja KPU untuk menyelesaikan kecurangan tersebut, sehingga Fauzi mengharapkan agar penggelembungan suara akibat kesalahan input data bisa segera diperbaiki.
“Ya, supaya pemilu serentak kali ini berjalan jujur dan adil. Harapan APNAS sendiri adalah jujur. Kejujuran untuk dalam netralitas di penghitungan suara maupun di Pilpres ini. Dalam artian kami APNAS ingin kejujuran, keterbukaan dan netral tidak berpihak di salah Satu paslon,” tambah Fauzi.
Meski pemilu serentak ini diwarnai pemberitaan salah input oleh KPU, APNAS masih menghargai partisipasi masyarakat untuk menekan angka golput dengan memberikan suaranya.
“Sayangnya, semua itu bakal percuma jika pesta demokrasi ternodai oleh praktik kecurangan. Maka kami meminta kepada KPU yang jujur dan adil, berikanlah contoh kepada anak bangsa ini,” terangnya.
Fauzi bersama pengusaha lainnya di APNAS, juga menaruh harapan kepada presiden terpilih nantinya, untuk memperhatikan pengusaha nasional dibandingkan pengusaha asing.
“Kami memang salah satu pendukung 02. Tapi kalau pun 01 yang menang, kami harap tetap ada perhatian terhadap para pengusaha – pengusaha. Bukan karena kita mendukung 02, sehingga setelah menang 01 kita juga ditinggal. Nah ini kan bukan demokrasi kalau seperti itu,” pungkas Fauzi. (geh)

Tags: