Apotek Kota Surabaya Terlalu Bebas Jual Obat

3-apotikSurabaya, Bhirawa
Maraknya apotek di Surabaya membuat permasalahan tersediri. Masih banyak ditemukan apotek dalam menjual obat tidak mewajibkan dengan resep dokter. Alhasil banyak dari pembeli obat dengan mudah mendapatkan obat tanpa harus dengan membawa resep dokter
SMF/Departemen Penyakit Tropik dan Infeksi RSUD Dr Soetomo dr Bramantono SpPD KPTI menyatakan, kebiasaan masyarakat yang seperti ini sangat sulit diubah, karena tidak tegasnya regulasi pembelian obat dan peraturan. Berbeda dengan di luar negeri di mana untuk membeli obat secara sembarangan tanpa dilengkapi resep dokter sangat sulit.
“Kalau di luar negeri orang mau mendapatkan obat untuk penyakitnya ya harus pergi ke dokter dulu menjalani pemeriksaan dan indikasi, baru diberi resep. Kalau disini orang pergi ke apotek dulu beli obat, baru kalau tidak sembuh-sembuh pergi ke dokter,” ujarnya.
Apalagi untuk penyakit infeksi, pengobatan dan penanganannya tidak boleh sembarangan. Benar-benar membutuhkan pemantauan dokter sesuai jenis dan karakter penyakit. Karena pengobatan dan penanganan disesuaikan dengan kondisi pasien dan perkembangan penyakit, jika tidak dipantau perkembangannya pengobatan tidak akan maksimal.
“Contohnya saja penderita HIV/AIDS, mereka sama-sama butuh anti retroviral (ARV). Akan tetapi masing-masing ODHA kondisi dan komplikasinya berbeda, oleh karenanya dibutuhkan pemantauan dokter, tidak bisa mereka sembarangan minum obat,” paparnya.
Ke depan ia berharap, dengan kehati-hatian dan disiplin dalam mengkonsumsi obat diharapkan penyakit yang diderita oleh seseorang dapat segera sembuh. Menurutnya, seseorang tidak dapat serta merta memilih jenis obat, lantaran penyakit yang dideritanya tidak sama.
”Jika dokter yang memeriksa dapat dipastikan penyakit yang diderita pasien akan ketahuan, hal ini disebabkan dokter telah memeriksa penyakit pasien dengan tepat,” ucapnya.
Sementara itu salah satu konsumen apotek Diki Surabaya mengaku, untuk pembelian obat di apotek di Surabaya tidak semudah yang dibayangkan. Untuk pembelian obat tertentu petugas apotek tidak melayani pembelian obat lantaran tidak menyertakan resep dokter. Untuk obat antibiotik dan obat keras apotik tidak akan melayani pembelian obat.
”Biasanya saya hanya beli obat untuk mengobati batukm pusing dan pilek, sedangkan untuk obat keras jarang bisa dilayani,” ungkapnya. [dna]

Tags: