Apresiasi Komisi D Pada Dunia Pendidikan

UNBK di salah satu SLTA

UNBK di salah satu SLTA

Dewan: Pelajar Surabaya Teratas dalam Integritas
Surabaya, Bhirawa
Kalangan legislator DPRD Surabaya mengapresiasi pelaksanaan ujian nasional (UN) tingkat SMA/SMK dan SMP. Sebab, UN berbasis komputer itu dinilai menjadi media penting untuk membangun integritas anak-anak sejak dini.
Ketua Komisi D DPRD Surabaya, Agustin Poliana mengatakan, apapun hasilnya dinas pendidikan telah berupaya maksimal. Menurutnya, yang terpenting dalam ujian tersebut adalah penerapan integritas di kalangan pelajar. “Surabaya meraih peringkat teratas dalam integritas,” kata Agustin Poliana, kemarin.
Menanamkan kejujuran kepada siswa melalui sistem komputerisasi dalam pelaksanaan ujian, sebut Agustin, adalah jauh lebih baik. Dalam UNBK kemarin, Surabaya dinilai sebagai pemerintah daerah yang berhasil melaksanakan UN tingkat SMA/SMK serta SMP secara online.
Meski mengapresiasi pelaksanaan UNBK, tambah Agustin Poliana, kalangan dewan tetap akan intensif berkoordinasi dengan dinas pendidikan untuk lebih guna meningkatkan hasil ujian nasional.
“Kita akan cari tahu, bagaimana metode pengajaran yang tepat, kelemahannya di mana dan sebagainya,” ujar Titin, sapaan akrabnya Senada, anggota Komisi D Reni Astuti mengatakan, pelaksanaan UNBK 100 persen SMP/MTs di Surabaya diprediksi akan membuahkan capaian indeks integritas tertinggi se-Jatim, bahkan nasional.
Menurut Reni, indeks integritas diperoleh selama pelaksanaan UN. Pihaknya berharap, capaian integritas tertinggi akan membawa makin tumbuhnya budaya integritas di semua aktivitas pembelajaran/proses belajar mengajar di sekolah.
“Indeks integritas harus melahirkan budaya integritas untuk semua warga sekolah mulai dari kepala sekolah, guru, karyawan dan anak didik,” kata Reni.
Soal UNBK tingkat SMP/MTs yang selesai dilaksanakan pada Kamis (12/5/2016) lalu, menurut dia, pelaksanaannya lebih lancar ketimbang SMA/SMK/MA.
Berdasar pantauan di lapangan, secara umum pelaksanaan UNBK yang diikuti 370 SMP/MTs itu berjalan lancar dan minim kendala teknis. “Kalaupun ada kendala teknis, sifatnya simple dan segera ada solusi,” tuturnya.
Meski masih ada 53 sekolah yang bergabung UNBK di sekolah lain, sebut Reni, pelaksanaan secara umum juga berjalan lancar. “Saat saya tinjau pelaksanaan UN di SMKN 2, dimana ada 10 sekolah SMP/MTs yang nebeng, siswa terlihat nyaman dan terbiasa mengikuti ujian meski tidak berada di lingkungan sekolahnya sendiri,” jelas Reni.
Motivasi dan pendampingan kepala sekolah dan guru, serta keramahan tuan rumah, jelas Reni, berhasil membuat siswa tidak mengalami kendala psikologi meski ujian di tempat yang baru.
Terkait adanya laporan masuk berupa dugaan masih ada siswa melanggar tatib dalam bentuk membawa ponsel dan memfoto soal UNBK matematika yang tersebar di media sosial, tetap perlu mendapat perhatian dan evaluasi untuk perbaikan.
“Semoga dugaan itu tidak benar. Memang UNBK mampu mencegah kecurangan sistemik, namun kecurangan personal masih bisa terjadi jika panitia di sekolah kurang dalam pengawasan,” terang dia.
Selama UNBK, imbuhnya, kecurangan personal tidak akan signifikan menghasilkan nilai yang baik, justru cenderung akan merugikan siswa itu sendiri. “Hal ini yang harus dipahamkan ke siswa,” pungkasnya. [gat]

Tags: