April, Neraca Perdagangan Jatim Alami Defisit

Foto Ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Neraca perdagangan Jatim selama bulan April 2020 mengalami defisit sebesar USD 441,02 juta. Defisit ini disebabkan karena adanya selisih perdagangan yang negatif pada sektor nonmigas maupun sektor migas, sehingga secara agregat neraca perdagangan menjadi defisit.
Kepala BPS Jatim, Dadang Hardiwan menyampaikan, sektor nonmigas mengalami defisit sebesar USD 273,27 juta sedangkan sektor migas mengalami defisit sebesar USD 167,75 juta. “Begitupula secara kumulatif, selama Januari-April 2020, neraca perdagangan Jatim juga mengalami defisit sebesar USD 95,88 juta,” katanta.
Dijelaskan, hal ini disumbangkan oleh selisih perdagangan ekspor-impor di sektor nonmigas yang surplus sebesar USD 1.082,79 juta. Akan tetapi selisih perdagangan ekspor-impor di sektor migas justru mengalami defisit sebesar USD 1.178,66 juta.
“Surplus sektor nonmigas ini perlu lebih ditingkatkan agar neraca perdagangan Jatim kembali surplus di periode berikutnya. Disamping itu perlu diupayakan untuk menekan atau mengurangi defisit dari sektor migas,” katanya.
Sementara, Dadang juga menjelaskan, nilai ekspor Jatim April 2020 mencapai USD 1,37 miliar atau turun sebesar 30,87 persen dibandingkan Maret 2020. Nilai tersebut dibandingkan April 2019 turun sebesar 12,85 persen
Ekspor nonmigas April 2020 mencapai USD 1,37 miliar atau turun sebesar 29,39 persen dibandingkan Maret. Nilai tersebut dibandingkan April 2019 turun sebesar 7,28 persen. Ekspor migas April 2020 mencapai USD 0,66 juta atau turun sebesar 98,44 persen dibandingkan Maret. Nilai tersebut juga turun sebesar 99,30 persen jika dibandingkan April 2019.
Golongan barang utama ekspor nonmigas April 2020 adalah Lemak dan Minyak Hewan/Nabati sebesar USD 129,77 juta, disusul oleh Kayu dan Barang dari Kayu sebesar USD 114,67 juta serta Ikan dan Udang sebesar USD 98,05 juta.
Secara kumulatif, selama Januari-April 2020, ekspor yang keluar Jatim sebesar USD 7,14 miliar atau naik 8,32 persen dibandingkan Januari-April 2019, sebesar USD 6,59 miliar. Negara tujuan ekspor nonmigasterbesar pada Januari-April 2020 adalah Jepang mencapai USD 1.017,57 juta (dengan peranan 14,59 persen).
Disusul berikutnya ekspor ke Amerika Serikat sebesar USD 862,99 juta atau dengan peranan 12,37 persen, dan ke Singapura sebesar USD 782,88 juta dengan peranan 11,22 persen. Ekspor nonmigas ke kawasan ASEAN mencapai USD 1.579,01 juta atau dengan kontribusi sebesar 22,64 persen, sementara ekspor nonmigas ke Uni Eropa sebesar USD 505,67 juta (7,25 persen).
Sedangkan nilai Impor Jatim pada bulan April 2020 mencapai USD 1,81 miliar atau naik sebesar 1,15 persen dibandingkan Maret. Angka ini mengalami penurunan sebesar 17,46 persen dibandingkan April 2019.
Impor nonmigas April 2020 mencapai USD 1,64 miliar atau naik 9,96 persen dibandingkan Maret. Nilai impor nonmigas tersebut turun sebesar 6,29 persen dibanding April 2019. Impor migas April 2020 sebesar USD168,42juta atau turun sebesar 43,22 persen dibanding Maret. Dibandingkan April 2019, nilai tersebut turun sebesar 61,81 persen.
Golongan barang utama impor nonmigas bulan April 2020 adalah golongan barang Mesin-mesin/Pesawat mekanik (HS 84) sebesar USD 176,64 juta, berikutnya golongan barang Besi dan Baja (HS 72)senilai USD 131,02 juta dan golongan barang Ampas/Sisa Industri Makanan (HS 23) sebesar USD 129,58 Juta.
Secara kumulatif, selama Januari-April 2020, impor yang masuk ke Jatim sebesar USD 7,24 miliar atau turun sebesar 6,85 persen dibandingkan Januari-April 2019, yakni sebesar USD 7,77 miliar.
Negara asal barang impor nonmigas terbesar selama Januari-April 2020 dari Tiongkok USD 1,55 miliar (26,38 persen), disusul dari Amerika Serikat sebesar USD 445,07 juta (7,55 persen) dan impor dari Thailand sebesar USD 308,52 juta (5,24 persen).
Impor nonmigas dari kelompok negara ASEAN sebesar USD 932,78 juta (15,83 persen), sementara impor nonmigas dari Uni Eropa mencapai USD 507,79 juta (8,62 persen). [rac]

Tags: