Aprindo Jawa Timur : Berkah Lebaran Kalahkan Teror Bom

Salah satu kegiatan Aprindo bersama Hipmi bangun gerai ritel pesantren

Surabaya, Bhirawa
Berkah lebaran menurut Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indoneaia (Aprindo) April Wahyu Widati ternyata mampu mengalahkan efek yang ditimbulkan oleh bom yang telah terjadi di Indonesia, termasuk Jatim dan khususnya Surabaya.
Seperti tahun tahun sebelumny, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) masih berharap berkah dari acara lebaran, tak terkecuali pada lebaran Idul Fitri 1439 H tahun ini.
“Meskipun sempat pengalami penurunan secara drastis akibat teror bom di pertengahan Mei 2018, kondisi sektor perdagangan di Jawa Timur, utamanya di Surabaya sudah berangsur pulih dan kembali normal. Bahkan di akhir bulan Mei kemarin penjualan ritel modern telah mengalami kenaikan sebesar 30 persen dibanding tahun lalu pada bulan yang sama,”ungkapnya pada sejumlah wartawan saat silaturtahim ramadhan di food court Giant Surabaya.
Berangkat dari kenyataan tidak terpengaruhnya masyarakat Surabaya oleh tetor bom, dan hal ini terbukti masih antusiasnya mereka membanjiri pusat perbelanjaan, Aprindo optimis dan berani mentargetkan penjualan lebaran sebesar Rp 1,7 triliun di bulan Juni ini.
Tak dipungkiri pula dukungan pemerintah yang cukup besar untuk membangkitkan dunia bidang usaha ritel
Untuk memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) bagi seluruh pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pensiunan. Secara nasional, total dana THR yang dikucurkan untuk seluruh PNS mencapai Rp 35,56 triliun.
“Kami berharap 50 % saja dari dana THR  yang mereka dapatkan dibelanjakan untuk kepentingan lebaran. Tetapi kami juga harus dipikirkan, masa berbelanja pada lebaran kali ini lebih pendek, jika tahun lalu lebaran jatuh akhir bulan sehingga masa berbelanja masyarakat sebulan penuh, maka pada tahun ini hanya sampai pertengahan Juni saja. Untuk itu kami melakukan berbagai strategi untuk mecapainya,” ujar Koordinator Wilayah Timur Aprindo Pusat, Abraham Ibnu,” menambahkan.
Ia mengatakan bahwa, lebaran memang menjadi satu-satunya momen terbesar untuk bisa mengerek penjualan. Jika pada bulan normal target penjualan pada tahun inj dipatok sebesar Rp 1 triliun per bulan, maka mulai bulan Mei target naik menjadi Rp 1,4 triliun per bulan dan di Juni menjadi Rp 1,7 triliun per bulan. Sementara target penjualan ritel di seluruh Jatim pada tahun ini mencapai sebesar Rp 17 triliun per tahun.
“Harapan kami, dengan pulihnya kondisi pasar usai kejadian bom dan adanya THR ini bisa mendongkarak pendapatan ritel sehingga bisa mencapai target,” pungkasnya.(ma)

 

Tags: