APTRI Tolak Impor 381 ribu Ton Gula Mentah

Ketua DPN APTRI Soemitro Samadikoen bersama sejumlah pengurus APTR se Jatim memberikan keterangan usai bertemu dengan pengurus APTRI Jatim di Jombang. [romadhon]

Ketua DPN APTRI Soemitro Samadikoen bersama sejumlah pengurus APTR se Jatim memberikan keterangan usai bertemu dengan pengurus APTRI Jatim di Jombang. [romadhon]

Pertanyakan Hasil Impor Gula Bulan April Lalu
Jombang, Bhirawa
Rencana pemerintah melalui Menteri BUMN melakukan impor gula mentah atau Raw Sugar sebanyak 381 ribu ton, mendapat penolakan DPN Asosiasai Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI). Pasalnya kebiajakan itu dinilai bakal mengancam petani lokal.
‘’Kalau alasannya hanya untuk menstabilkan harga jelang Lebaran itu jelas tidak mungkin. Karena kalau kebijakan impor bulan ini maka kemungkinan Agustus baru prosesnya menjadi gula tuntas. Dimana kolerasinya menstabilkan harga?,’’ terang Ketua Umum DPN APTRI, Soemitro Samadikun usai bertemu dengan sejumlah Ketua APTR se Jatim, Sabtu (18/6) kemarin.
Soemitro membeberkan, import gula mentah prosesnya juga membutuhkan waktu panjang, baik untuk menentukan asal Negara mana gula mentah di datangkan, kemudian prosesnya menjadi gula Kristal putih. ‘’Sangat tidak masuk akal kalau hanya untuk menstabilkan harga dipasar menjelang Lebaran, apalagi pemerintah baru bulan lalu melakukan Import 270 ribu ton melalui PPI,’’ imbuhnya.
APTRI mendesak adanya audit hasil import gula yang dilakukan pemerintah melalui PT PPI (Perusahaan Perdagangan Indonesia) sudah mengimpor 270 ribu ton lebih. ‘’Kemana gula gula yang kemarin diimport, sekarang sudah mau mendatangkan lagi, jelas yang dirugikan adalah petani  tebu,’’ sergah Soemitro Samadikoen.
Menurutnya, tak ada kelangkaan gula pasir saat ini. Justru Soemitro khawatir stok gula tahun 2016 melebihi kebutuhan dan dampaknya harga gula turun drastis. Soemitro justru berpendapat, harga gula pasir yang terkesan melambung tinggi sekarang ini selain karena faktor panic buying, juga ulah atau permainan pihak-pihak  tertentu.
‘’Harga gula naik saat ini adalah ulah pihak tertentu yang ingin mendapat hak impor dan memainkan harga agar harga gula terkesan tinggi. Saya tidak hanya menduga, tapi sudah mencium skenario semacam itu,’’ tandas Soemitro.
Soemitro Samadikoen sendiri yakin, harga gula pasir akan berangsur turun ke tingkat wajar manakala sudah semakin banyak Pabrik Gula (PG) yang melakukan giling tebu.    ‘’Sekarang ini memang baru beberapa PG yang giling. Tapi, Juli sampai puncak musim giling Agustus, stok melimpah. Saat itu, harga gula akan turun,’’ katanya.
Sementara itu, Ketua DPD APTRI X Jatim, Suparyitno mengatakan stok gula masih mencukupi, dan tidak butuh import. Apalagi bulan Juli Agustus menjadi puncak panen raya. ‘’Soal harga yang sekarang tinggi akibat kepanikan saja. Dan seperti dikesankan harga gula akan tinggi terus oleh pihak pihak tertentu,’’ bebernya.
Apalagi impor akan diserahkan PTPN X, padahal stok gula di Jatim sangat melebihi kuota. Karena Jatim merupakan penymbang gula teresar di Indonesia. 48% produksi gula di hasikan dari Jatim, kalau import jelas akan merugikan petani. [rur]

Tags: