Arah Baru Bangsa

karikatur-merdekaARAH pembangunan nasional kembali dibicarakan dalam forum Musrenbangnas 2014 di Jakarta. Dihadiri oleh gubernur, bupati dan wali kota se-Indonesia, acara tersebut mencoba membicarakan cetak biru pembangunan nasional pada jangka waktu 2015-2019 nanti.
Beberapa poin penting memang disampaikan oleh presiden dalam forum tersebut. Salah satu yang menarik adalah pandangan Presiden Jokowi soal kebanggaan kita pada kekayaan sumber daya alam. Dalam forum tersebut Presiden Jokowi menyampaikan bahwa selama ini kita terlalu membangga-banggakan kekayaan sumber alam kita. Kita terlalu menyanjung tinggi keberadaan minyak, gas, bahkan hasil tambang. Tetapi semuanya itu jika tidak dikelola dengan baik, justru malah menjadi bencana.
Pernyataan serupa pernah disampaikan oleh presiden hanya berselang sehari sebelumnya ketika menghadiri pertemuan dengan Badan Pemeriksa Keuangan. Lagi-lagi, di sana presiden menyampaikan betapa kita hanya bisa berbangga, tetapi tidak melakukan sesuatu. Kita bangga pada apa yang kita miliki tetapi hasilnya bukan untuk kesejahteraan masyarakat.
Presiden Jokowi bahkan menyebutkan bagaimana Singapura, Korea Selatan dan Jepang adalah negara yang kalah miskin sumber daya alam dibandingkan kita. Tetapi nyatanya kekuatan ekonomi mereka melebihi kita. Itu adalah fakta yang tidak terbantahkan betapa kita jauh tertinggal di belakang pada urusan manajemen pemerintahan.
Memang urusan manajerial menjadi kata kunci bagi permasalahan pembangunan Indonesia dewasa ini. Banyak sumber daya alam bukan jaminan karena hanya di tangan orang yang baik dan bekerja dengan penuh profesionalisme, sumber daya alam bisa bermanfaat. Sebaliknya, jika salah urus, maka bencanalah yang terjadi.
Lihatlah bagaimana salah urus ini bisa terjadi dalam urusan pertanian. Setiap tahunnya sebanyak 3 juta ton beras diimpor dari luar negeri. Bagi Wakil Presiden Jusuf Kalla, ini jelas-jelas sebuah keanehan. Hanya ada di Indonesia kejadian seperti demikian. Memang pernyataan tersebut sangat benar. Kurang apa lahan di Indonesia? Kurang apa tenaga kerja di lahan pertanian? Kurang apa sumber daya insinyur di bidang pertanian? Kurang kaya apa kita jika dilihat dari iklim yang sangat mendukung sepanjang tahun? Tetapi nyatanya sumber daya tersebut tidaklah berarti bagi kita. Kita terus menerus membutuhkan negara lain untuk memberikan kita makan. Sebuah salah urus yang terus menerus dipertahankan.
Manajemen salah urus juga terlihat dari kekayaan laut kita. Sebagaimana disampaikan presiden, potensi laut kita dikuras habis-habisan Rp 300 triliun setiap tahunnya. Padahal kita punya Angkatan Laut, punya KKP, punya Kementerian Kelautan dan Perikanan. Nyatanya, semuanya tidak bisa memberikan perlindungan kepada keberadaan laut kita. Sebabnya karena kita membiarkan mafia illegal fishing terus menerus merajalela. Pengurusan sektor kelautan hanya menjadikan kita negara penonton. Kita yang punya laut, orang lain yang menikmatinya.
Saatnya memang melakukan perubahan. Presiden Jokowi sudah memberikan perintah untuk memulai pembangunan yang lebih berdampak panjang. Membangun pelabuhan, irigasi, pertanian, jalan, dan hal-hal lain yang lebih strategis kepada seluruh masyarakat. Ia juga mengecam kebiasaan memperlambat urusan, termasuk memberikan ijin secara berlama-lama. Ia berharap hal ini bisa menjadi landasan berpikir pembangunan nasional setidaknya selama lima tahun ke depan. Mari kita membangun arah baru negeri ini.

                                                                                    ———————- ***——————-

Rate this article!
Arah Baru Bangsa,5 / 5 ( 1votes )
Tags: