Arapaima Ancam Program Save Brantas

Ketua KLH, Imam Rochani memegang ikan arapaima yang ditangkap nelayan, temuan ini kedua kalinya yang ditemukan di sekitaran Sungai Rolak Gunungsari Surabaya.

Pemprov, Bhirawa
Keberadaan ikan arapaima yang ditengarai masih ada di sepanjang Kali Surabaya. Aktivis lingkungan hidup kembali melangsungkan aksi save brantas terancam arapaima bertempat di Balai Karantina Juanda, hari ini Kamis (12/7).
Direktur Advokasi Litigasi Ecoton, Rulli Mustika A SH MH mengatakan, keterangan palsu yang diberikan GH (pemilik arapaima gigas) terkait jumlah ikan yang dilepas sangat mencemaskan pemerhati dan pelestari kali brantas dan kali surabaya.
“Tertangkapnya sepasang arapaima di kali Surabaya adalah ancaman nyata terhadap kelestarian ikan asli kali surabaya, karena status arapaima sebagai ikan predator dan invasif,” katanya.
Menilik hal tersebut, maka Ecoton dengan Indonesia Water Community Practise (IWC) Inspirasi (Institut Perlindungan dan Rehabilitasi Sungai) dan Kalaps (Koalisi Anti Lupa Ikan Mati Kali Surabaya) akan mengadakan aksi bersama.
Ada beberapa tuntutan yang akan mereka sampaikan, seperti menekan BKIM untuk melakukan segera penegakan hukum terhadap pelaku pelepas liar araipama dan bisa memberikan kejelasan status hukumnya.
Selain itu, mereka tetap mendorong BKIM Juanda agar lebih realisasikan tugasnya dengan melakukan penyitaan ikan araipama yang dimiliki warga hingga batas waktu 31/7/2018. Dan terakhir dilakukan screening dan evakuasi ikan arapaima yg berkeliaran di sungai Brantas dan kali Surabaya.
Seperti diberitakan sebelumnya, timbulnya arapaima di Kali Surabaya akan merusak ekosistem sungai, dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jatim akan kembali melakukan pengujian biota untuk melihat kualitas dari Kali Surabaya.
Saat itu, Kepala DLH Jatim Diah Susilowati mengatakan, kajian yang dilakukan tersebut untuk mengetahui seberapa besar tingkat pencemaran yang terjadi di sungai. Sebab, biota sungai ini menandai adanya indikator pencemaran. “Kalau semuanya dimakan ikan Arapaima, maka bisa mengkhawatirkan dan berbahaya,” kata Diah.
Selanjutnya, adanya kejadian ikan Arapaima ini, rencananya bersama tim patroli ke depan tidak hanya melangsungkan pengawasan dan penindakan terhadap pencemaran di sungai. Namun, tim itu juga turut mengawasi adanya jenis ikan yang membahayakan ekosistem sungai lainnya yang menjadi indikator pencemaran. [rac]

Rate this article!
Tags: