ARB Minta Caketum Golkar Bisa Merayu Pakde Karwo agar Kembali ke Golkar

Aburizal Bakri

Aburizal Bakri

Golkar Jatim, Bhirawa
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakri (ARB) meminta kadernya untuk merayu Gubernur Jatim Dr H Soekarwo agar mau kembali ke Partai Golkar. Tugas ini harus diemban Ketua Umum Golkar terpilih dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) mendatang.
“Siapa pun nanti yang terpilih ketua umum, rayulah Pakde Karwo (sapaan Soekarwo) itu untuk bisa kembali ke Golkar,” ujar Aburizal ketika membuka Musda Partai Golkar Jatim IX di Hotel Singgasana, Minggu (17/4).
Selanjutnya, Aburizal mengatakan, partainya telah mengalami gonjang-ganjing selama setahun lebih. Namun ia bersyukur kekisruhan di internal DPP itu tidak melahirkan partai baru, dan akhirnya tetap bergabung kembali. Begitu juga halnya muncul masalah hukum, partai tetap bisa menyelesaikannya.
Terkait pelaksanaan Munaslub yang diselenggarakan pada 25 atau 27 Mei 2016 mendatang, mantan Menko Kesra tersebut menitipkan tiga pesan agar dijadikan pertimbangan keputusan nanti.
Aburizal berharap hasil Munaslub nanti adalah menugaskan DPP untuk mengubah UUD 1945. Perubahan itu untuk niat baik, karena batang tubuhnya sudah beda dengan Mukadimah UUD 1945 yang memuat butir-butir Pancasila. “Saya harapkan di Munaslub nanti, dengan 40 suara di Jatim bisa mendorong perubahan kelima UUD 1945 itu. Ini karena Golkar sebagai pembela Pancasila. Inilah yang penting untuk mengatur kehidupan berbangsa,” terangnya.
Selain itu, keputusan Munas nanti diharapkan dapat menugaskan DPP agar sistem pemilu dilaksanakan dengan sebaik-sebaiknya. Pemilu mendatang diharapkan berjalan dengan sistem proposional tertutup.
Keputusan Munaslub lainnya,  Aburizal menginginkan internal Partai Golkar membuat sekolah partai setingkat universitas yang di dalamnya bisa ada bidang politik, Bahasa Inggris, dan politik dunia. Sekolah partai ini bertujuan agar kader-kader partai mempunyai kemampuan berpikir bagaimana cara untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
“Alangkah sedihnya kader tidak dapat memberi kontribusi kepada pemerintah dalam keadaan sesulit seperti saat ini. Data dari BPS menyebut kemiskinan bertambah. Maka ini harus diselesaikan bersama-sama,” tegasnya.
Kader-kader yang duduk di DPRD dan DPR diharapkan dapat memberi masukan kepada gubernur, atau presiden untuk memberi solusi mengatasi permasalahan dalam negeri. Golkar pasti tidak kekurangan kader yang berilmu, dan bisa memberi pemikiran untuk kemajuan Indonesia.
Sementara itu, di kesempatan yang berbeda, Sekjen DPP Partai Golkar Idrus Marham memamerkan buku barunya yang berjudul Magnet Partai Golkar, Gerakan Golkar Bangkit. Idrus mengklaim buku yang ditulisnya tersebut berisi solusi dari persoalan-persoalan yang dialami Partai Golkar selama ini, termasuk gonjang-ganjing perpecahan yang terjadi lebih dari setahun.
“Magnet Golkar selama ini kian tergerus, semakin melemah. Hal itu terjadi karena kita, juga partai lain, tidak pernah melakukan diskusi-diskusi tengan ideologi. Saat ini yang menjadi pertimbangan hanyalah masalah pragmatis politik sehingga kultur berpartai menjadi rusak,” kata Idrus kepada wartawan seusai acara pembukaan Musda.
Dalam buku yang ditulis selama satu bulan itu, Idrus Marham mengaku membeber semua hal yang diketahuinya tentang anatomi permasalahan di tubuh Partai Golkar. “Semua itu saya jelaskan di buku ini. Jika terpilih sebagai ketua umum nanti, saya juga akan semakin mendekatkan diri ke partai dengan mengunjungi seluruh provinsi yang ada,” tandas Idrus Marham. Ia menjanjikan 60% waktunya akan dihabiskan di daerah, dan 40% di Jakarta.
Meski demikian, Idrus Marham mencoba merendah bahwa kepentingan partai adalah yang utama. “Ketua tidak harus saya. Siapa saja yang terbaik untuk partai silakan. Dalam Munaslub nanti saya juga mendukung sharing of power,” katanya. [cty]

Tags: