Areal Desa Kekeringan di Kabupaten Gresik Semakin Berkurang

BPBD Pemkab Gresik lakukan pemetaan desa terdampak kekeringan. [kerin ikanto/bhirawa]

Gresik, Bhirawa
Normalisasi sejumlah waduk dan pembuatan sumur resapan yang dilakukan Pemkab Gresik membuahkan hasil cukup positif. Ini terbukti dengan semakin berkurangnya areal kekeringan di wilayah Gresik.
Ketua Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Kab Gresik, Tarso mengatakan, perkiraan jumlah desa yang berpotensi terkena bencana kekeringan sudah menurun. Ini disebakan karena adanya program normalisasi waduk dan sumur resapan yang dibuat oleh Pemkab Gresik dan TNI melalui prorgram Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD).
Dijelaskan Tarso, jika pada 2017 jumlah desa yang berpotensi kekeringan sekitar 32 desa sekarang sudah menyusut tinggal 26 desa. ”Jadi sudah ada penurunan enam desa yang tak mengalami kekeringan dan sudah mendapatkan air bersih ketika musim kemarau,” katanya, Rabu (11/7) kemarin.
Penurunan kekeringan ini setelah Pemkab Gresik membuat program 1000 sumur di sejumlah desa. Tarso meminta agar masyarakat yang rawan terkena bencana kekeringan untuk bisa membuat sumur resapan dan menormalisasi waduk sehingga bisa menjadi penampungan air bersih. Selain itu juga memperbanyak penghijauan agar air hujan dapat terserap di akarnya.
”Kita ajak masyarakat untuk sadar potensi desa tentang tanggap bencana sehingga warga bisa menyelamatkan diri saat ada bencana,” imbuhnya.
Seperti disampaikan Abdul Ghofar warga Benjeng mengatakan, kini warga masih memanfaatkan air waduk untuk keperluan sehari-hari. Sehingga kebutuhan air bersih masih tercukupi. ”Biasanya warga harus membeli air bersih saat terkena kemarau panjang. Sebab, air waduk sudah keruh dan PDAM belum ada,” kata Ghofar. [eri]

Tags: