Arema Layangkan Protes Ke Komdis PSSI

AremaMalang, Bhirawa
Arema Cronus Indonesia Malang melayangkam protes ke Komisi Displin PSSI terkait pertandingan antara tuan rumah Persipura Jayapura menjamu Arema pada delapan besar Liga Super Indonesia di Stadion Mandala, Selasa (21/10).
“Kami berharap Komisi Disiplin (Komdis) PSSI bersikap adil dan objektif dalam melihat pertandingan sebab pertandingan tersebut telah mencederai sportivitas dan ‘fairplay’. Tim tamu (Arema) diintimidasi dengan cara melempar botol dan benda lain oleh penonton,” kata Media Ofiser Arema Sudarmaji di Malang, Rabu.
Pada pertandingan tersebut, terutama ketika menjelang menit-menit akhir babak kedua, katanya, Arema banyak dirugikan, bahkan perlakuan tim tuan rumah juga tidak simpatik. Penjaga gawang Arema Kurnia Meiga dicekik dan dipukul oleh ofisial tim Persipura.
Surat protes yang dilayangkan ke Komdis PSSI itu bernomor 013/SEKR-ARM/X/2014. Dalam surat protes itu, manajemen Arema menekankan empat poin, terutama ditekankan pada insiden yang terjadi di menit 83 detik 57 yang berakibat dihentikannya pertandingan selama sekitar lima menit.
Empat poin yang disampaikan oleh manajemen Arema terkait insiden tersebut adalah yang pertama, ketidaksigapan Panpel dalam memberikan kenyamanan kepada tim tamu, terbukti terjadi aksi masuknya oknum petugas Panpel dan Ofisial tim tuan rumah ke lapangan dan melakukan perilaku buruk dengan sengaja menganiaya, memukul dan mencekik Kiper Arema, Kurnia Meiga.
Perilaku tersebut terekam dalam video siaran langsung yang dilihat ribuan penonton dan pemirsa di televisi.
Perilaku itu sangat membahayakan jiwa dan mengancam nyawa pemain dan atlet sebab terjadi di atas menit 83, dimana pemain yang bersangkutan sangat membutuhkan asupan oksigen yang banyak. Perilaku buruk itu juga memicu dan memprovokasi rasa kebencian.
Poin kedua, sikap wasit dan pengawas pertandingan yang tidak mengambil sikap untuk tidak melanjutkan pertandingan karena kericuhan terjadi diatas menit ke-80, dan dampak dari berlanjutnya pertandingan tersebut, memicu provokasi bagi penonton tim tuan rumah melakukan perilaku buruk di lapangan yang menyebabkan tertekannya tim tamu. Kondisi ini sangat mencederai sportifitas dan fairplay dalam sepak bola.
Ketiga, menyayangkan sikap Panpel yang tidak melakukan edukasi dan sosialisasi kepada penonton agar tidak melakukan tindakan dan perilaku negatif dalam lapangan. Sebab, terbukti telah melakukan pelemparan dengan menggunakan botol dan barang apapun ke bench tim tamu, lapangan, dan pemain tim tamu, padahal pemain dan ofisial tim tamu sudah menunjukkan sikap menjunjung tinggi sportifitas.
Dan, poin keempat, mengecam keras sikap wasit yang tidak tegas dalam mengambil keputusan, khususnya dalam memberikan peringatan kartu kuning semenjak menit awal pertandingan. Akibat ketidaktegasan wasit itu, memicu sikap pemain yang menjurus ke perilaku kasar.
Sebelumnya Ketua Komdis Hinca Panjaitan, menyatakan PSSI mengirimkan perwakilan anggota Komdis di setiap pertandingan babak delapan besar, bahkan jika terjadi insiden yang merupakan wilayah Komdis, bisa langsung digelar sidang langsung di lapangan. Seperti saat Arema menjamu Persipura, di Stadion Kanjuruhan Malang, Minggu (12/10), Komdis langsung melakukan sidang usai pertandingan karena melihat ada flare yang menyala di lapangan.
Sedangkan di pertandingan Stadion Mandala, suporter Persipura, melakukan pelemparan botol dan batu ke bench pemain Arema. Bahkan CEO Arema, Iwan Budianto mengatakan hal tersebut merupakan sepak bola yang tak beradab.
Seharusnya, kata Iwan, wasit yang memimpin pertandingn, Najamudin Aspiran, menghentikan pertandingan karena membahayakan, bahkan penjaga gawang Arema, Kurnia Meiga dicekik oleh LOC Persipura. “Pertandingan ini disiarkan langsung, sehingga semua yang menyaksikan bisa melihat kejadian itu,” tandasnya. [ant.mut]

Rate this article!
Tags: