Aris Sunarya, Pejabat Pemprov Peraih Gelar Doktor di Usia 56 Tahun

Kepala Bidang Pajak Daerah Dinas Pendapatan (Dipenda) Provinsi Jatim Dr Aris Sunarya MSi melakukan pemahatan danda universitas usai ditetapkan lulus promosi doktor dengan predikat cumlaude, Rabu (3/8).

Kepala Bidang Pajak Daerah Dinas Pendapatan (Dipenda) Provinsi Jatim Dr Aris Sunarya MSi melakukan pemahatan danda universitas usai ditetapkan lulus promosi doktor dengan predikat cumlaude, Rabu (3/8).

Semata untuk Memberikan Semangat Anak Muda agar Terus Belajar
Kota Surabaya, Bhirawa
Usianya bisa dibilang tak lagi muda, sudah kepala lima. Namun semangatnya untuk terus belajar tak pernah rapuh digerogoti umurnya. Itu terlihat dari bagaimana ia menjawab dengan lugas, tegas dan jelas semua pertanyaan yang diajukan delapan orang tim penguji disertasi yang dibuatnya pada acara Ujian Terbuka Disertasi.
Dia adalah Aris Sunarya, Kepala Bidang Pajak Daerah di Dinas Pendapatan (Dipenda) Provinsi Jatim yang dengan semangat mempertahankan disertasinya, sebagai syarat menyandang gelar doktor pada Program Studi Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya. Hampir dua setengah jam Aris harus berjibaku menjawab dengan baik semua pertanyaan yang diajukan pengujinya.
Saat Ujian Terbuka Disertasi baru dimulai, arloji di tangan Bhirawa menunjukkan tepat pukul 10.00. Bertempat di Graha Wiyata Lantai IX Untag Surabaya, Rabu (3/8), suasana begitu hening dan sakral. Satu per satu penguji menanyakan isi, keaslian, hingga alasan akademik disertasi berjudul ‘Reformasi Birokrasi Administrasi Pelayanan Pajak Kendaraan Bermotor Berbasis Mobile Technology di Kantor Bersama Samsat Provinsi Jawa Timur’ ini.
Meski pertanyaan yang diajukan para penguji cukup sulit dan harus berdasarkan teori akademik, namun pejabat yang kini menginjak usia 56 tahun mampu menjawabnya dengan tenang. Bahkan jawaban yang dilontarkan terkadang mengundang tawa hadirin yang datang.
Contohnya saat ditanya, bagian apa yang paling sulit saat membuat disertasi?. Mendapat pertanyaan demikian, Aris pun menjawab dengan nada spontan. “Yang paling sulit adalah usia. Faktor usia tidak bisa dibohongi untuk bisa menyelesaikan disertasi ini,” katanya. Mendengar jawaban ini, kontanĀ  mengundang tawa para undangan termasuk para penguji.
Setelah dua setengah jam dicerca pertanyaan seputar reformasi birokrasi di Samsat Jatim, akhirnya Aris dinilai berhasil mempertahankan disertasinya dan mendapat predikat cumlaude. “Alhamdulillah sudah sukses mempertahankan disertasi. Semuanya lancar,” katanya ditemui usai acara.
Menurut pria kelahiran Klaten Jawa Tengah ini, selama menempuh pendidikan S3 ini tidak ada kesulitan yang berarti. Sebab semuanya dilakukan secara enjoy, dinikmati dan senang hati. Sehingga semua kendala dan tantangan selama kuliah S3, termasuk membuat disertasi tak ada kendala berarti.
“Semua orang mendukung saya untuk menyelesaikan kuliah S3. Makanya saya semangat untuk segera menyelesaikannya hanya dalam waktu tiga tahun saja. Apalagi saat pembuatan disertasi, temanya tidak jauh dari pekerjaan saya seputar Samsat Jatim. Jadi saya bisa dengan mudah menyelesaikannya,” ungkap suami dari Aniek Suryani ini.
Kenapa masih ingin kuliah S3, padahal usianya sudah tidak lagi muda?. “Saya ingin memberikan contoh kepada anak saya, orang-orang di sekeliling saya yang masih muda agar terus belajar. Belajar dan belajar hingga pendidikan tertinggi. Saya ingin memberikan contoh dan semangat kepada mereka agar terus sekolah,” tuturnya.
Tak lupa, Aris juga mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah ikut menyukseskan S3-nya. Tidak hanya istri dan dua buah hatinya, pejabat yang berkarir di Dipenda Jatim ini juga berterima kasih kepada pejabat di lingkungan Pemprov Jatim dan lembaga lain yang tergabung di Samsat Jatim.
“Saya ucapkan terimakasih kepada para pejabat di lingkungan pemprov sebagai informan yang memberikan pandangan dan perspektif sangat bermakna dalam rangka penyusunan disertasi ini. Mereka adalah Sekdaprov Jatim Dr Akhmad Sukardi MM yang juga Ketua Tim Pembina Samsat Jatim. Kemudian Kepala Dipenda Jatim Bobby Soemiarsono SH, MSi, Dirlantas Polda Jatim, Kepala PT Jasa Raharja Jatim dan seluruh staf Dipenda,” ujarnya.
Terkait isi dari disertasi, ayah dari Reza Prakoso Ramadhan dan Iqbal Prayogo Hermawan ini memberikan beberapa rekomendasi. Di antaranya menyusun peta jalan (road map) pengembangan model pelayanan Samsat dan model pengelolaan administrasi perpajakan dan keuangan berbasis mobile technology. Road map ini berfungsi untuk penuntun arah pengembangan dalam periode tertentu, misalnya jangka pendek (1-2 tahun), jangka menengah (3-5 tahun) dan jangka panjang (5-10 tahun).
“Karena bersifat mengikat, maka road map harus dituangkan dalam bentuk peraturan. Namun demikian, road map harus terbuka terhadap koreksi dan penyempurnaan menyesuaikan dengan perubahan lingkungan yang terjadi,” jelasnya.
Sementara itu, Dekan FISIP Untag Surabaya Prof Dr Agus Sukristyanto MS selaku anggota tim penguji disertasi mengatakan, sidang memutuskan disertasi Aris Sunarya diterima dan memutuskan promovendus lulus dengan predikat cumlaude. “Kami mewakili tim penguji dan lembaga mengucapkan selamat kepada saudara dan penelitian saudara bisa bermanfaat untuk Dipenda Jatim dan masyarakat,” tandasnya. [Zainal Ibad]

Tags: