Armuji Sesalkan Sikap Risma Larang Wartawan TV Liput Kegiatan Pemkot

Ketua DPRD Armuji angkat bicara soal perseteruan wartawan televisi swasta oleh Wali Kota Surabaya, Rabu (10/10).[andre/bhirawa]

DPRD Surabaya, Bhirawa
Ketua DPRD Kota Surabaya Armuji angkat bicara soal pengusiran wartawan televisi swasta oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini melalui Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya M Fikser.
Armuji sangat meyesalkan apa yang dilakukan oleh Wali Kota Risma yang menolak bertemu dengan reporter tersebut. Hal ini merupakan perlakuan yang tidak baik bagi seorang pejabat publik dan bisa merontokkan kariernya.
“Wali kota butuh pers, karena pers yang telah membesarkan namanya dan bisa menjunjung tinggi kariernya dan juga bisa merontokkan kariernya,” ujar Armudji kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu (10/10).
Menurutnya seharusnya Risma sebagai Wali Kota Surabaya dan pejabat publik tidak sepatutnya melarang wartawan untuk meliput kegiatan di Pemkot Surabaya.
Soal pertanyaan yang kritis dari wartawan, seharusnya Wali Kota Risma bisa menerima untuk membangun dirinya. Karena manusia itu tidak ada yang sempurna dan harus bisa menerima kritik.
”Kita sebagai pejabat publik harus bisa menerima kritik yang membangun dan dari pers lah kritik itu harus dibuka dan diterima,” kata politikus PDIP ini.
Sementara itu Direktur JTV Imam Syafi’I juga sangat menyesalkan kejadian pelarangan peliputan kepada wartawannya Dewi Imroatin oleh Kepala Bagian (Kabag) Humas Pemkot Surabaya M Fikser.
”Kami menyesalkan sikap Humas Pemkot, terutama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Melarang wartawan meliput tidak mencerminkan keterbukaan informasi, apalagi mereka pejabat publik,” jelasnya.
Sebelumnya nama Imam Syafi’i disinggung dalam klarifikasi Fikser. Diakui Imam, memang sempat ada komunikasi antara dirinya dan Fikser. Namun saat itu ia menanyakan alasan wartawannya tidak diizinkan meliput Risma.
”Saya tanya ke Fikser, kenapa wartawan saya dilarang meliput. Fikser bukan menjelaskan tapi malah bilang minta tolong supaya Dewi tidak meliput,” cerita Imam.
Ditambahkan Imam, Risma tidak selayaknya alergi dengan kritikan media. Sebab fungsi media adalah sebagai pengontrol. [dre]

Tags: