Oleh :
Moehammad Abdoe
Komunitas Bisa Menulis
Dalam almari itu
Masih tertata rapi kemeja dan sarung
Pelasah melipat kenangan
Jejak tubuhmu
Bibir pucat masalah
Senandung sesal aroma kamper
Memilin jari-jari kasih
Pada lembut sutra
Menjahit kembali
Ketiak kemeja nan pernah robek
Meminang ampunan
Seluas pintumu
Malang, 21 Juni 2020.
DESTINASI
Kepada ruang putih
t‘lah dirahasiakannya nasib
tiap pergelangan kaki.
Yang menebar aroma
keraguan pada bunga saat
membaca tongkat.
Namun, enam milenium
masih sangsi bagimu.
Kalipare, 5 Juni 2020.
MEMO
Sebelum rakit berlayar
Pada mulanya, aku hanya sebuah cuaca
Metamorfosis langit yang pucat:
Rinai. Dengking tangis bayi
Kali pertama menghitung kalender
Gelombang sinus
Dalam arungan pekat malam
Misteri angin menghunus. Masih menghantui
tiap-tiap hela jantung:
Ke batu pusara
Dan kini, tibakah arung rakitku
Di peluk dermagamu
Malang, 21 Mei 2020.
MERPATI
Merpati
jemputlah kekasih
tatkala ia bertanya
jawablah karena cinta.
Rayu dan cium
sambutlah dengan senyum
gamit dan kepakkan sayapmu
terbanglah sampai tujuh.
Pulau Buru, November 2018.
RINDUKU BUKIT
Rinduku bukit belaian cahaya
berkepak daun melambai
dalam dekapan kabut dingin
kubisikkan namamu.
Dan burung pun mendengar
kemudian tertunduk haru
pada bentangan sayap malam
surat ini kutitipkan.
Manakala ada bunyi lesung
akulah ayam jantan itu
di antara pertemuan dua langit
warnamu kutahbiskan.
Bangkalan, 11 Maret 2020.
TEPIAN ILMU
Timbalah ilmu sampai ke negeri akhirat
tanamlah budi sebelum kelak ubanmu jatuh ke tanah.
Junjung tinggi tepian ilmu di atas kepala
doa orang tua jangan lupa selalu kaubawa.
Maluku, 11 Maret 2018.
Penulis: Moehammad Abdoe, lahir di Malang, 27 Mei 1999. Saat ini, sedang aktif menulis di Komunitas Bisa Menulis (KBM grup). Karya-karyanya berupa puisi dan cerpen pernah dimuat di berbagai media massa dan diabadikan dalam berbagai buku antologi bersama.