Arsip Hilang, Aset Pemkab Sidoarjo Bisa Melayang

Sucipto. [ali kusyanto/bhirawa]

Sucipto. [ali kusyanto/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Pemkab Sidoarjo diingatkan supaya tidak sampai meremehkan keberadaan arsip. Sebab bila suatu arsip sampai hilang, asset milik Pemkab Sidoarjo bisa-bisa melayang atau hilang.
Masukan seperti ini sempat disampaikan Kepala Kantor Perpustakaan dan Arsip Kab Sidoarjo, Sucipto SH MM. Karena ia pernah mengetahui keberadaan pasar tradisional di Kec Tarik beberapa tahun silam, sempat menjadi sengketa dengan warga, yang mengaku sebagai pemilik lahan pasar.
”Karena tidak ada arsip yang otentik tentang status lahan pasar tradisional itu, sehingga sengketa itu dimenangkan warga, akhirnya Pemkab harus membeli lahan pasar itu kepada warga,” kata Sucipto, Selasa (2/11) kemarin, yang sempat mengenang kejadian belasan tahun silam itu, dimana saat itu ia kebetulan menjabat sebagai Camat Tarik.
Karena saat ini, ia dipercaya sebagai pejabat yang bertanggung jawab mengurusi kearsipan di Kab Sidoarjo, sehingga ia ingin para pejabat di Pemkab Sidoarjo tidak sampai memandang sebelah mata akan peranan pentingnya dari arsip.
Sucipto kembali mengingatkan, kini banyak asset-aset Pemkab Sidoarjo yang statusnya di dikerja samakan dengan sistim Build Operasional Transfer (BOT) dengan para investor. Bila arsip BOT itu tak terurus bahkan sampai hilang, maka akan banyak aset Pemkab Sidoarjo yang bisa hilang melayang.
Sucipto memberi contoh, seperti BOT dengan investor Sun City dan juga dengan investor di eks Gedung Wanita. Yang jangka waktunya belasan tahun. Bila arsip BOT tidak dikelolah dengan baik, maka aset-aset Pemkab itu bisa hilang.
”Pemkab pasti akan mengandalkan arsip sebagai bukti, sebab para pejabat-pejabatnya pasti pada belasan tahun nanti akan sudah pension semua, ” paparnya.
Menurut Monitoring dan Evaluasi (Monev) Kantor Perpustakaan dan Arsip Kab Sidoarjo, kata Sucipto, mayoritas pengolah arsip dan atasannya, masih kurang peduli keberadaan arsip di kantornya. Kurang peduli itu misalnya dalam tata pengelolahaan arsip dan tidak peduli soal sarana kearsipannya yang apa adanya.
”Karena itu dalam beberapa waktu nanti, mereka akan kita beri pencerahan dan bukti nyata akan pentingnya arsip,” katanya.
Kalau ceramah pencerahan soal penting arsip masih kurang, maka untuk menguatkan ceramah soal pentingnya kearsipan, lanjut Sucipto, para pemegang kebijakan di SKPD, juga akan diajak untuk melihat langsung pengelolahan arsip yang representatip di Kantor ANRI (Arsip Nasional Republik Indonesia). [kus]

Tags: