Arsip Kepegawaian KBS Dicuri

Plt Direktur Utama PDTS KBS Aschta Boestani Tajudin menunjukkan plafon yang telah dijebol oleh pencuri, Selasa (19/12).   Plafon ini adalah akses masuk ke ruang kerja Direktur Keuangan dan SDM.

Plt Direktur Utama PDTS KBS Aschta Boestani Tajudin menunjukkan plafon yang telah dijebol oleh pencuri, Selasa (19/12). Plafon ini adalah akses masuk ke ruang kerja Direktur Keuangan dan SDM.

Dirut Keuangan Sebut Ulah Maling Intelektual
Surabaya, Bhirawa
Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) Kebun Binatang Surabaya (KBS) dikejutkan dengan aksi pencurian. Tak menyasar satwa, melainkan arsip rahasia kepegawaian di salah satu ruang Direksi PDTS KBS. Peristiwa itu diketahui petugas KBS yang hendak membersihkan ruangan Direktur Keuangan dan SDM, Selasa  (29/12) sekitar pukul 07.00.
Plt Direktur Utama PDTS KBS Aschta Boestani Tajudin mengatakan, ruang kerja Direktur Keuangan dan SDM  yang dibobol maling. Ruang kerja ditemukan berantakan ketika petugas kebersihan hendak membersihkan ruangan.
“Diketahui tadi pagi (kemarin,red) pukul 07.00. Belasan arsip kepegawaian yang disimpan di lemari hilang. Arsip keuangan dan arsip lain-lain masih terkunci. Hanya arsip kepegawaian yang dibongkar dan diambil oleh pencuri,” katanya sambil menunjukkan lemari yang berisi arsip tersebut.
Ia menjelaskan, dalam aksi pencurian itu tidak ada barang berharga yang hilang. Dua buah laptop dan uang masih ada. Namun, pencuri berhasil membongkar data rahasia kepegawaian milik PDTS KBS. “Mejanya saja tidak diacak-acak, hanya lemari yang menyimpan arsip yang jadi sasaran,” jelasnya.
Dugaan sementara, lanjut Aschta, pencuri masuk dari plafon .  Mereka menjebol dua plafon,  yakni di ruang rapat dan plafon Direktur Keuangan dan SDM. “Kejadian ini langsung dilaporkan ke polisi,” ungkap dia.
Disinggung keterlibatan orang dalam, Aschta tidak ingin berspekulasi. Ia menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian untuk melakukan penyidikan lebih dalam. “Silakan simpulkan sendiri. Kita hormati  polisi untuk bekerja terlebih dahulu,” imbuhnya.
Ditanya apakah ada CCTV di ruangan tersebut, Aschta mengaku tidak ada CCTV di dalam ruangan. “Petugas keamanan berjaga dan keadaan berantakan ditemukan paginya,” tutur dia.
Sementara itu, Kanit Resmob Polrestabes Surabaya AKP Agung Pribadi mengatakan, setelah dilakukan olah TKP (Tempat Kejadian Perkara) menemukan ada jejak sepatu di tembok luar kantor Direktur Keuangan PDTS KBS.
Ia menduga, pembobol kantor itu adalah orang dari luar KBS. Ini bila dilihat dari temuan Tim Identifikasi, yaitu adanya jejak sepatu di tembok kantor Direktur Keuangan KBS yang berada di bagian belakang Kantor Sekretariat. “Jejak sepatu ada di tembok, doakan saja supaya cepat bisa terungkap ” terang AKP AKP Agung Pribadi yang juga selaku Ketua Tim Olah TKP di PDTS KBS kemarin.
Disinggung adanya keterlibatann orang dalam KBS, AKP Agung Pribadi menjawab diplomatis. “Tunggu keterangan resmi Kasatreskrim saja. Nanti biar beliau yang menerangkan. Yang pasti tidak ada pintu rusak dan pelaku pembobolan masuk dari plafon,” sambungnya.
Terpisah, Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Takdir Matanette menegaskan bahwa pelaku pembobolan kantor KBS masuk melalui plafon ruangan. Hal ini berdasarkan dari hasil olah TKP yang dilakukan Unit Resmob Polrestabes Surabaya beserta Polsek jajaran.
Takdir membenarkan bahwasanya memang ada upaya pencurian di KBS, Senin (28/12) tengah malam. Dari hasil olah TKP, Takdir mengaku pelaku hanya satu orang, dan mencoba masuk melalui tembok sebelah selatan  KBS. Selanjutnya tersangka mencoba masuk ke ruang perkantoran melalui plafon ruangan.
“Pelaku hanya satu orang. Jadi, pelaku masuk dari tembok sebelah selatan hingga kemudian masuk ke ruangan perkantoran melalui plafon,” jelas Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Takdir Matanette usai mengikuti anev tahunan di Mapolda Jatim, Selasa (29/12).
Lanjut Takdir, usai masuk melalui plafon dan berada di ruang rapat, pelaku tidak menemukan benda-benda berharga. Setelah itu, pelaku mencoba naik dan masuk ke ruangan direksi. Saat itulah pelaku mencoba membuka file-file yang ada. Namun, kembali pelaku tidak menemukan barang-barang berharga.
“Berdasarkan hasil olah TKP kami, tidak ditemukan adanya barang-barang yang hilang. Begitu juga dari klarifikasi pihak KBS, tidak ada barang-barang yang hilang,” katanya.
Disinggung terkait adakah kerugian yang ditimbulkan dari kejadian ini ? Takdir mengaku, dari hasil olah TKP benar-benar tidak ada yang hilang dan tidak ada kerugian. Begitu juga saat ditanya apakah pelaku merupakan orang dalam, mantan Kabag Bimbingan Karir Biro SDM Polda Maluku ini mengaku hal itu dilakukan pihak luar.
“Kalau melihat dari cara kerjanya yang masuk dari plafon dan tembok selatan, kemungkinan pihak luar. Dan pelaku diduga hanya satu orang saja, ini berdasarkan hasil olah TKP,” terangnya.
Sementara itu Direktur Keuangan dan SDM PDTS KBS Fuad Hasan menambahkan, maling yang membobol kantornya diduga maling intelektual. Dugaan itu bukan tidak berdasar, karena di ruangannya terdapat dua laptop dan sejumlah uang pribadi yang masih berada di tempatnya. Namun barang ini utuh.
Maling hanya mencari dokumen kepegawaian yang tersimpan di salah satu dari tiga laci yang ada di ruangannya. “Hebatnya lagi, dia bisa tahu laci tempat saya menyimpan arsip kepegawaian itu yang mana, padahal tidak ada labelnya. Laci itu dibongkar, yang lain tidak,” terang Fuad yang menjabat Direktur Keuangan dan SDM pada Juli 2013 lalu.
Maling yang dimaksud oleh Fuad membobol dan masuk ke ruangannya melalui plafon. Plafon ruangan Fuad memang sudah jebol. Tidak hanya di ruangan Fuad, ruang lain seperti ruangan pertemuan serta ruang arsip dan keuangan di gedung sekretariat KBS juga dibobol. Caranya sama, masuk dengan menjebol plafon.
Arsip kepegawaian yang diduga hilang, kata Fuad, adalah arsip data tes psikologis dari beberapa calon direktur operasional. “Pada saat PDTS mencari direktur operasional, arsip tes dari psikolog saya simpan di laci. Saya kira itu yang diambil,” ujarnya setelah melihat kondisi ruangannya yang berantakan.
Fuad mengatakan, meski mengetahui siapa pelakunya tapi dia tidak mau menduga-duga. Dia memilih menyerahkan penyelidikan kasus ini ke pihak kepolisian. “Saya tidak mau menduga-duga. Biarpun saya tahu, tapi saya tidak mau menduga yang mana. Biar polisi saja yang bekerja,” katanya. [geh,bed]

Rate this article!
Tags: