Arsseliyah, Penerima Penghargaan Pemuda Utama Bidang Kewirausahaan

Makanan Sarundeng berbahan baku iwak kali yang mampu menembus pasar Malaysia. [Alimun Hakim]

Olah Iwak Kali Jadi Sarundeng, Berbuah Penghargaan Gubernur
Lamongan, Bhirawa
Salah satu pelajar yang duduk di bangku SMA Negeri 1 Lamongan ini berhasil mengolah iwak kali (ikan sungai) menjadi makanan sarundeng yang punya nilai jual tinggi. Alhasil, ia pun menerima penghargaan Pemuda Utama bidang kewirausahaan dari Gubernur Jatim pada peringatan pada Hari Sumpah Pemuda 2018 lalu.
Produk serundeng Iwak Kali produksi, Arsseliyah Nur Ainni (17), pelajar kelas XI SMA Negeri 1 Lamongan ini sudah merambah hingga Malaysia.
“Saya melihat kalau selama ini saat panen raya ikan, ikan air tawar seperti Mujair, bandeng atau ikan-ikan lainnya itu hanya di jual tanpa di olah, sehingga akhirnya saya kepikiran untuk membuat serundeng ikan, karena ibu saya pernah membuat yang serupa,” katanya saat bertemu dengan awak media.
Awalnya pelajar asal Desa/Kecamatan Karanggeneng ini juga mengaku tidak ada niatan sama sekali memasarkan dan hanya memberikan masakan serundeng ikan tersebut kepada para tetangga. Lama-kelamaan, banyak yang pesan dan ternyata dijadikan oleh-oleh Tenaga Kerja Indonesia (TKI) untuk dibawa ke Malaysia.
“Dari sini kemudian ada niatan saya untuk membantu orang tua dari segi ekonomi,” ujar Arsseliyah yang punya segudang prestasi kejuaraan dalam kewirausahaan ini.
Ia memulai membuat serundeng ikan ini sejak masih duduk di bangku SMP. Namun, baru menyeriusi untuk menjadikan bisnis dan usaha ketika duduk di bangku SMA dengan memberi kemasan yang lebih menarik untuk produknya.
Cara pembuatan serundeng iwak kali ini, menurut Arsseliyah, bisa dibilang sangat sederhana, karena hanya membutuhkan daging ikan yang sudah diasap untuk kemudian diolah. Setelah daging ikan diasap kemudian ditambahkan bumbu untuk digoreng hingga siap saji dan dikemas.
Putri pertama pasangan Sumarliah dan Sutiowadi ini mengatakan, usaha serundeng iwak kali ini memang baru dipasarkan ke Malaysia sehingga cita rasanya juga disamakan dengan cita rasa orang Malaysia. Perbulan, aku Arsseliyah, rata-rata ia bisa mengirim setidaknya 500 hingga 1000 boks serundeng iwak kali ke Malaysia setiap minggunya.
“Untuk saat ini, saya mengirim ke Malaysia masih tergantung pesanan, sana minta berapa ya kita kirim sesuai permintaan,” ujar Arsseliyah.
Harga per satu boks serundeng iwak kali, dia jual dengan harga 12 ringgit Malaysia atau sekitar Rp 43 ribu.
Saat ini, lanjut Arsseliyah, ia sudah membuat serundeng iwak kali ini dalam dua pak dengan berat yang berbeda, yaitu 120 gram dan 70 gram. Dari kegiatan wirausaha yang dilakukannya, Arsseliyah bahkan sudah memiliki omset hitungan kotor sebesar Rp 30 juta perbulan.
“Untuk ikan segar biasanya saya juga dibantu oleh tetangga,” akunya. Lalu, Arsseliyah saat ini mengaku masih ingin terus mengembangkan usahanya ini agar bisa menyerap tenaga kerja. Selain itu, Arsseliyah juga ingin bisa masuk ke dalam salah satu super market ternama yang ada si Malaysia.
“Saya ingin produk saya ini ada di terpajang di salah satu Supermarket ternama di Malaysia,” kata Arsseliyah yang juga mendapat predikat sebagai pemuda pelopor tingkat Lamongan pada tahun 2018 ini. [mb9]

Tags: