Artis Indonesia Satu Kunjungi Ponpes Nurul Karomah Surabaya

Surabaya, Bhirawa
Program bhakti sosial.(bhaksos) di Bulan Ramadan kembali digelar oleh pengurus Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia (PAPPRI) Jatim dan artis Indonesia Satu, kali ini mereka mengunjungi Pondok Pesantren Nurul Karomah di Jalan Kendangsari Surabaya.
Pada kegiatan ini artis Indonesia satu melakukan kegiatan bersama santri Ponpes Nurul Karomah di Masjid yang ada di lingkungan ponpes. Para artis menyannyikan lagu Indonesia Satu ciptaan Sastro Harijanto Tjondrokusumo yang juga hadir di acara itu.
Kemudian para artis dan santri menyanyikan lagi Tombo Ati yang memgajarkan manusia untuk selalu menjaga hati dengan melaksanakan ajaran agama dengan baik.
Menurut Ketua PAPPRI Jatim Sastro Harijanto Tjondrokusumo  mengatakan, kunjungan ini untuk terus mengkampanyekan persatuan dan menyatukan semua perbedaan baik agama, suku maupun ras. “Tekad kami hanya ingin Indonesia bersatu,” katanya, Sabtu (9/6).
Lebih lanjut ia mengatakan, semua.cara bisa dilakukan untuk menuju Indonesia.satu dan salah satunya adalah dari jalur seni entah iti lagu maupun film. “Bulan Juli.Film Indonesia.Satu akan diproduksi, saya berharap.doa dari seluruh masyarakat agar pembuatan film bisa berjalan dengan lancar,” katanya.
Hal lain yang ditekankan adalah pentingnya agama untuk menjalani kehidupan, karena semua agama mengajarkan kebaikan. “Dalam menjalani kehidupan semua berbasis pada agama,” katanya.
Sementara itu Hidayat Pendamping Santri dan Staf Admin Ponpes Nurul.Karoma, Hidayat menyambut positif Indonesia Satu. “Tujuannyakan untuk menyatukan perbedaan agar Indonesia bersatu,” katanya.
Seperti diketahui selama Bulan Ramadan artis Indonesia.Satu telah menggelar bagi takjil dan mengunjungi panti asuhan.
Program lainnya adalah pembuatan film Indonesia Satu pada.akhir Juni. Sinopsis Indonesia Satu dengan sutradara dan penulis skenario Handoko AN mengkisahkan, satu keluarga sederhada yang utuh bahagia saat itu kedatangan tamu, dan memberikan hadiah salah satunya baju berwarna, merah, putih, biru, kuning, dan sebagainya.
Setelah tamu pulang, ibu ini kemudian membagikan hadiah bajunya. Bukannya senang, sang anak malah berebut pakaian yang sudah dibagikan. Sang ibu ini kemudian bersedih dan keluar rumah, dan kebetulan ada pelangi. Ibu ini senang melihat warna pelangi berbeda-beda namun indah bersatu untuk dilihat.
Hal ini kemudian diketahui sang bapak anak-anak. Melihat anaknya tak bersatu ini pun juga bersedih. Namun ia memberi nasihat, mendamaikan sekaligus memberikan wejangan tentang kebersamaan, kekompakan meskipun berbeda warna. Dengan nasihat yang ada, akhirnya mereka bisa damai dan bergandengan tangan kembali.
Sastro Harijanto Tjondrokusumo juga menjelaskan, film ini sangat cocok diputar mengingat saat ini Indonesia kondisinya mudah terpecah belah karena suatu perbedaan. “Sebagai seniman, saya merasa terganggu dengan keadaan masyarakat saat ini yang mudah terpecah belah,” pungkasnya,
Rencana, film pendek semi musikal ini mulai shooting tanggal 25 Juni 2018. Lokasinya pun tak jauh, yakni di Malang dan Surabaya, dan rencana diputar pertama kali bertepatan dengan perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia, yakni 17 Agustus 2018.
“Film ini dibintangi oleh para pemain dari lintas suku maupun agama,” ungkapnya.
Lebih lanjut Hatijanto menjelaskan, usai mengunjungi panti asuhan, para pengurus Pappri dan artis film Indonesia Satu akan mengunjungi panti jompo.
“Film ini bertujuan untuk membangun karakter anak Indonesia untuk mempererat persatuan walaupun mereka dari suku maupun agama yang bebeda. Kegiatan baksos juga bisa menunjang para pemain untuk semakin mendalami karakter mereka di film,” katanya. [wwn]

Tags: