Artono Tagih Janji PU SDA Jatim Terkait Normalisasi Sungai di Tempursari Lumajang

DPRD Jatim, Bhirawa
Anggota DPRD Jawa Timur, Artono disambati oleh masyarakat dari 7 desa di wilayah Kecamatan Tempursari, Kabupaten Lumajang. Hal itu diterima Politisi PKS saat melaksanakan reses, Kamis (4/3/2021).
Menurut Artono, masyarakat menagih janji Dinas PU Sumber Daya Air (SDA) Jawa Timur untuk menormalisasi sungai yang dangkal. Anggota DPRD Jatim dari daerah pemilihan V ini berharap Dinas PU SDA segera merealisasikan janji normalisasi sungai yang bermuara di Desa Bulurejo tersebut.
“Saya kira harus secepatnya dilakukan normalisasi sungai. Karena sungai mengalami pendangkalan. Dampaknya air sungai tidak bisa tertampung dan menggenangi persawahan warga,” tutur Artono.
Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim ini, prihatin dengan kondisi yang dialami masyarakat dari 7 desa di Kecamatan Tempursari yang notabene adalah konstituennya. Apalagi, lanjut dia, warga mengalami kerugian akibat lahan mereka terendam air, sehingga gagal panen.
Artono yang juga Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim ini akan segera berkoordinasi dengan pimpinan Komisi D yang menjadi mitra PU Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur. Pihaknya berharap kegiatan normalisasi sungai bisa dilaksanakan dalam waktu dekat.
Artono menjelaskan, aliran sungai tersebut berasal dari gabungan sungai-sungai dari Desa Kaliuling, Pundungsari, Tempursari, Tempurejo, Purorejo, Bulurejo, Tegalrejo dan semuanya bermuara di Desa Bulurejo yang seharusnya langsung menuju ke laut.
“Karena ada abrasi air laut sehingga saluran menuju ke laut tertimbun oleh pasir laut, yang mengakibatkan air tidak bisa mengalir sehingga menggenangi lahan pertanian milik warga di 7 desa tersebut. Kerugian yang dialami warga ditaksir mencapai Rp 3 miliar. Ini tentu memprihatinkan,” ujar Artono.
Pihaknya pun memberi apresiasi kepada warga yang secara gotong royong dibantu pihak desa, kecamatan, polsek, dan koramil melakukan penyodetan. Langkah itu dilakukan agar air sungai bisa langsung mengalir ke laut.
Namun proses itu tidak mudah karena harus menggali timbunan pasir yang menutupi lahan di sekitar sungai. Sementara jumlah alat berat sangat terbatas.
“Saya mengapresiasi inisiatif warga bersama muspika melakukan penyodetan sungai menuju laut. Namun ini hanya solusi jangka pendek. Solusi terbaiknya adalah normalisasi pendangkalan yang ada di sebelah timur sungai,” pungkas Artono. [geh]

Tags: