Arumi Bachim Ajak TP PKK Provinsi Jawa Timur Pilah Sampah

Arumi Bachim saat berkunjung di.Bakorwil Malang akhir pekan kemarin

Kota Malang, Bhirawa
Arumi Bachim, Ketua TP PKK Provinsi Jawa Timur, mengajak para ibu-ibu PKK untuk memilah sampah terlebih dahulu sebelum dibuang ketempat sampah.
Ini menurut dia sangat penting, sehingga pada saat dibuang sudah terpisahkan antara sampah yang mudah terurai dengan sampah yang tidak mudah diurai.
“Mulai dari rumah dari dapur yang tahu adalah para ibu-ibu makanya peran penting kaum ibu dalam memilah sampah dibutuhkan,”tutur Arumi.
Secara khusus para ibu-ibu diminta tidak menggunakan plastik. Hal itu untuk mengurangi sampah plastik. karena 60 persen sampah yang terkumpul berasal dari sampah rumah tangga. Oleh sebab itu, seorang ibu memiliki peranan penting agar sampah rumah tangga bisa dikurangi.
Ibu-ibu PKK juga berperan memberikan edukasi mulai dari lingkup keluarga. Edukasi tentang bahaya sampah plastik hingga pentingnya menjaga kebersihan.
Arumi juga menjelaskan, plastik yang susah terurai berpotensi masuk ke dalam tubuh manusia melalui rantai makanan. Katanya, plastik yang terkena panas kemudian akan berubah menjadi seperti butiran.
Selain bicara soal sampah plastik, Arumi juga menjelaskan tentang stunting. Berdasarkan data yang ia paparkan, stunting di Jawa Timur jumlahnya cenderung turun sejak 2013-2018.
Pada 2013 lalu, jumlah anak stunting di Jawa Timur sebanyak 35.8 persen. Angka itu turun pada 2018 menjadi 32.81.
Namun Arumi menilai, angka itu masih tinggi. Perlu adanya upaya besar untuk menurunkan. Anggota PKK dianggap memiliki kompetensi untuk membantu menurunkan angka itu.
Menurut Arumi, anak stunting bukan karena faktor ekonomi, melainkan pada faktor pengetahuan dan pemahaman orangtua.
Arumi mendapati, ada sejumlah orangtua yang berada dalam kategori ekonomi atas namun anaknya stunting. Sebaliknya terhadap orangtua dengan status ekonomi rendah, namun anaknya tidak kena stunting.
“Ternyata ekonomi menengah atas banyak stunting. Ini masalah pola asuh dan pendidikan. Ada masyarakat ekonomi di bawah, kalau tahu mengurus, bisa lepas dari stunting.
Sementara Pelayanan Kesehatan Dinkes Provinsi Jatim, Ninis Herlina menjelaskan, stunting bisa dicegah dan anak bisa dikelaurkan dari status stunting. Oleh sebab itu, pemahaman mulai sejak remaja tentang bahaya stunting harus diketahui, khususnya untuk calon ibu.
“Kemudian yang sangat penting adalah hal pencegahan. Sejak hamil harus dipersiapkan betul. Mental ibu hamil, psikologis dan sebagainya. Soalnya itu mempengaruhi kehamilannya,” ujarnya. [mut]

Tags: