Asian Games 2018, Tantangan Bagi Presiden Jokowi

M KomarudinMuhamad Kamaluddin
Professional Perencanaan Korporat di perusahaan minyak dan gas domisili di Kota Doha, Qatar.

Presiden OCA (Dewan Olimpiade Asia), Sheikh Ahmad Al-Fahad Al-Sabah secara resmi mengumumkan bahwa Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018.
Terkenang sejarah bahwa Indonesia pernah menjadi tuan rumah Asian Games di tahun 1962 dengan motto “Madju Terus”. Namun skala Asian Games kali ini sangat jauh berbeda dari dulu.
Sebagai perbandingan pada tahun 1962 hanya ada sekitar 1400 atlet dari 16 negara yang bertarung dalam 13 cabang olahraga.
Sedangkan Asian Games hari ini di Incheon Korea Selatan diikuti oleh 45 negara yang mengirimkan lebih dari 9700 atlet yang akan bertarung dalam 37 cabang olahraga. Artinya tantangan Asian Games abad 21 sudah meningkat lebih dari 4 kali lipat dari sisi kompleksitas dan tentu anggarannya sudah jauh lebih besar.
Saya beruntung tinggal di kota Doha, Qatar, yang juga pernah menjadi tuan rumah Asian Games 2006. Pada 8 tahun yang lalu, Qatar menyiapkan 21 (dua puluh satu!) fasilitas olahraga kelas dunia di area seluas 250 hektar (2,5 kilometer persegi) yang disebut dengan Aspire Zone atau juga dikenal dengan nama Doha Sports City. Fasilitas olahraga termasuk stadion sepakbola dan atletik, kolam renang tertutup, aula gimnastik dalam ruangan, lapangan squash, bulu tangkis, tennis, dsb. Untuk membangun fasilitas tersebut Pemerintah Qatar merogoh kocek hingga $1,3 miliar atau setara Rp 15,6 triliun! Wajar bila Vietnam mundur dari calon tuan rumah Asian Games 2018 karena alasan keuangan. Memang modal yang dibutuhkan sangatlah besar.
Apabila dibandingkan fasilitas yang dimiliki Indonesia saat ini untuk menjadi tuan rumah Asian Games 2018 nanti, sudah pasti satu kompleks olahraga seperti di Jakarta saja tidak akan cukup. Seperti dikutip bahwa Ketua KONI Rita Subowo menyatakan Indonesia akan merenovasi arena olahraga yang saat ini sudah tersedia di Jakarta, Jawa Barat dan Sumatera Selatan.
Hal ini tentunya akan menimbulkan tantangan bagi Indonesia penyelenggara. Karena penyelenggaraan Asian Games di 3 tempat yang berjauhan akan membutuhkan infrastruktur transportasi yang optimal dan efisien. Hal yang fundamental seperti fasilitas bandara, akomodasi, jumlah fasilitas kesehatan dan transportasi darat di ketiga daerah tuan rumah harus di-upgrade secara bersamaan. Selain itu akan dibutuhkan penyediaan infrastruktur pendukung seperti akomodasi, telekomunikasi, pusat media dan petugas keamanan di 3 kompleks yang berbeda. Ini akan menjadi tantangan bagi Pemerintahan Pusat dan Daerah sekaligus. Sanggupkah Pemerintahan Presiden Jokowi, Gubernur Ahok, Aher dan Alex Nurdin menyiapkannya?
Walaupun tantangan yang akan dihadapi akan sangat besar, perlu disadari bahwa penunjukan ini merupakan langkah awal bahwa Indonesia telah diakui sebagai tuan rumah ajang olahraga terbesar di Asia, yang berarti pengakuan bahwa kita telah diakui sebagai negara yang stabil dan secara ekonomi telah mampu sejajar dengan negara yang ekonominya telah mapan seperti Qatar, Korea Selatan dan China yang telah menjadi tuan rumah di beberapa Asian Games di abad ke-21 ini.
Penunjukan ini juga merupakan harapan besar bahwa pembangunan di Indonesia akan terpacu lebih cepat mengejar tenggat Asian Games 2018, dan harapan bahwa nantinya pertumbuhan ekonomi Indonesia juga akan semakin meningkat seiring kepercayaan dunia yang semakin meningkat.
Sudah terbukti bahwa ekonomi para tuan rumah Asian Games sebelumnya meningkat dengan pesat. Qatar misalnya ketika menjadi tuan rumah Asian Games tercatat memiliki GDP sekitar $40 Milliar namun sekarang telah meningkat secara eksponensial diatas $210 Milliar. Memang peningkatan ini juga didukung oleh ekspansi industri migas di sini, namun tentu peran kesuksesan Asian Games 2010 di Doha mempunyai peran yang sangat penting.
Saya kutip sebuah quotes dari film favorit saya Field Of Dreams: “If you build it, he will come.”…
Perlu sebuah keberanian untuk mengeluarkan uang, tenaga dan terutama waktu untuk membangun sesuatu yang besar. Namun yakinlah bahwa hasilnya akan datang.
                                                                     ——————- *** ——————–

Tags: