ASN Pemkab Sidoarjo Dicegah Terserang Penyakit Tak Menular

Kabid Pengelolaan Informasi Diskominfo Sidoarjo, Evi Rupitasari, ikut melakukan pemeriksaan kesehatan di Posbindu. [alikus/bhirawa]

( PTM Penyebab Kematian Tertinggi di Indonesia dan Dunia )

Sidoarjo, Bhirawa
Dari lima kegiatan pemeriksaan kesehatan yang telah dilakukan Pukesmas Sidoarjo, yang namanya Posbindu ( Pos Pembinaan Terpadu ) pada ASN di sejumlah OPD Pemkab Sidoarjo, maupun di DPRD serta Kejari Sidoarjo, rata-rata dievaluasi masih banyak yang kurang dalam menjalani Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS).
Menurut Kepala Puskesmas Sidoarjo, dr Hinu Tri Sulistijo Rini Ririn, apabila kurang bahkan tidak menjalani perilaku hidup bersih sehat itu, salah satu dampaknya lama-lama akan bisa memicu munculnya Penyakit Tidak Menular (PTM). Seperti kolesterol, asam urat, diabetus Milietus, stroke, jantung, hipertensi dan kanker.
“Jangan abaikan meski penyakit ini tidak menular, maka itu sebelum terlambat harus kita cegah dengan menjalani perilaku hidup bersih sehat,” komentar dr Hinu, Jum (5/4) akhir pekan kemarin, usai kegiatan pemeriksaan kesehatan Posbindu di lingkungan Dinas Kominfo Kab Sidoarjo.
Lingkungan OPD di Kab Sidoarjo yang sudah dilakukan pemeriksaan Posbindu ini, kata dr Hinu, diantaranya adalah lingkungan Sekretariat Daerah Sidoarjo dan Bappeda Kab Sidoarjo. Nantinya akan berlanjut pada OPD lain yang berada di wilayah Kec Sidoarjo.
Sejumlah kriteria PHBS yang bisa menghindarkan dari penyakit tidak menular, menurut dr Hinu, diantaranya adalah harus banyak makan sayur dan buah, harus rutin olah raga, jangan merokok dan minuman beralkohol, jangan makan daging berlebihan, istirahat dan tidur cukup, hindari stres, banyak minum air putih, kurangi makan gorengan, kurangi gula, santan dan asin.
“Setelah itu harus rutin lakukan periksa kesehatan, agar kita segera tahu kondisi kesehatan kita,” kata mantan Kepala Puskesmas Kec Tarik itu.
Saat kegiatan pemeriksaan kesehatan Posbindu pada ASN di Diskominfo Sidoarjo, petugas Puskesmas Sidoarjo melakukan sejumlah pemeriksaan kesehatan seperti menimbang berat badan, mengukur tinggi badan, lingkar badan, tekanan darah dan cek darah.
Dari hasil komponen pemeriksaan itu, akan bisa diketahui kondisi kesehatan ASN yang bersangkutan. Kemudian petugas memberikan saran-saran yang harus dilakukan. Misal agar rutin olah raga, kurangi gula, santan, asin, makan sayur, buah, jangan merokok dan menyarankan agar menjalani kriteria-kriteria lain yang masuk dalam perilaku hidup bersih sehat (PHBS).
Menurut Linda, salah satu petugas di Puskesmas Sidoarjo, kegiatan Posbindu tersebut dilakukan pada kalangan ASN di Pemkab Sidoarjo untuk mendeteksi adanya gejala-gejala kondisi kesehatan, agar tak sampai menjadi penyakit tidak menular.
Pada tahun 2019 ini, kegiatan Posbindu itu, dilakukan tiap hari Jum at pagi, setelah ASN Sidoarjo melakukan kegiatan senam pagi. Dalam sebulan ditargetkan akan melakukan kunjungan pemeriksaan kesehatan di empat OPD.
“Pada tahun 2019 ini, telah kita mulai pada Bulan Pebruari lalu,” kata Linda.
Sampai saat ini kegiatan pemeriksaan Posbindu ini sudah dilakukan di DPRD Sidoarjo, Setda Sidoarjo, Bappeda dan Kejari Sidoarjo yang termasuk instansi vertikal dan di Dinas Kominfo Sidoarjo.
Dalam kesempatan itu, Kepala Bidang Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik Dinas Diskominfo Kab Sidoarjo, Evi Rupitasari SH MSi, mengatakan kegiatan pemeriksaan Posbindu itu memang harus berlanjut pada OPD-OPD lain di Pemkab Sidoarjo. Karena tujuan dan dampaknya sangat penting bagi kesehatan para ASN di Kab Sidoarjo.
Menurut Evi, karena dengan pemeriksaan kesehatan Posbindu ini, para ASN akan bisa tahu dan bisa menjaga diri agar tak sampai sakit. Mereka bisa mendeteksi kesehatannya sehingga bisa mencegah dan diobati.
“Jangan sampai banyak ASN yang sakit. Bila sakit tentu saja akan berdampak pada kerja ASN, sehingga menjadi tidak maksimal,” kata Evi, yang juga ikut melakukan cek kesehatan.
Dari buku monitoring Posbindu yang dibagi-bagikan petugas Puskesmas Sidoarjo kepada para ASN itu disebutkan, kalau penyakit tidak menular (PTM) merupakan pembunuh terbesar di dunia dengan 35 juta kematian tiap tahunnya.
Dari 60% seluruh kematian itu, terutama serangan jantung, stroke, diabetus, kanker, dan paru-paru menahun. Sedangkan di Indonesia stroke penyebab kematian nomor satu sebesar 15.4 %. (kus)

Tags: