ASN Pemkab Sidoarjo Diharapkan Terhindar Kasus Korupsi

DR Heri Soesanto.n alikus/ bhirawa.

(Diingatkan Agar Serius Maknai Pancasila)

Sidoarjo, Bhirawa
ASN di Pemkab Sidoarjo diingatkan supaya serius dalam memaknai, menghayati dan tidak lupa untuk mengamalkan tiap-tiap nilai falsafah hidup berbangsa dan bernegara yang luhur dan agung, yang terkandung di dalam sila-sila Pancasila.
Salah satu contoh, bila sangat memaknai, menghayati dan mengamalkan sila kelima misalnya, yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, maka bisa jadi ASN di Kabupaten Sidoarjo tidak sampai terjerumus melakukan aksi Pungli, Nepotisme dan Korupsi, yang saat ini sangat ramai telah menjadi salah satu isu nasional di negara Indonesia.
Demikian pendapat dari Asisten Tata Pemeritahan dan Kesra Pemkab Sidoarjo, DR Heri Soesanto, saat dihubungi Bhirawa, Minggu (9/6) kemarin. Menurut Heri, karena tidak mengamalkan sila kelima Pancasila dengan serius dan sungguh-sungguh, maka oknum ASN yang melakukan Pungli, nepotisme dan korupsi, tentu saja tidak memikirkan hak dan rasa keadilan bagi orang lain. Mereka mengambil uang rakyat dan uang negara. Yang dipikirkan hanya untuk keuntungan dirinya sendiri dan kelompoknya.
“Agar kejadian seperti Pungli, nepotisme dan korupsi di Kab Sidoarjo bisa dicegah dan dihilangkan, maka para ASN Sidoarjo harus benar-benar memaknai, menghayati kemudian mengamalkan nilai-nilai luhur dalam Pancacila dengan sungguh-sungguh,” kata Heri serius mengingatkan.
Menurut Heri, sepertinya masalah tersebut terkesan remeh. Namun kalau dimaknai, akan punya akibat besar dan dampak sangat dalam. Bila melakukan Pungli, nepotisme dan korupsi, dari sisi dampak tentu saja akan menghilangkan rasa keadilan bagi banyak orang. Banyak orang tidak bisa menikmati karena telah dikorupsi.
Sedangkan dari sisi akibat, maka ASN yang sampai melakukannya tentu akan mendapatkan sanksi secara administratif dan hukum yang tidak ringan. Bagi ASN kalau terjerat masalah hukum, dirinya bisa dipecat. Nilai luhur lainnya dalam Pancasila, lanjut Heri, juga mengajarkan kepada semua rakyat Indonesia, kalau sampai terjadi perbedaan pendapat, hendaknya ditempuh dengan jalan musyawarah. “Tidak langsung menggunakan cara-cara kekerasan yang anarkhis. Karena akan bisa memicu terjadinya disintegrasi bangsa dan negara,” tegasnya.
Heri yakin semua kantor OPD di Pemkab Sidoarjo pasti dipajang lambang Pancasila. Tapi ia harapkan tidak hanya jadi pajangan kantor saja. Juga ASN Sidoarjo jangan sekedar hafal saja tiap-tiap sila Pancasila. Namun harus selalu dimaknai, dipahami dan diamalkan dalam setiap sendi kehidupan.
Dirinya nyakin Insya Allah sekitar sebelas ribuan ASN Sidoarjo saat ini, baik yang masuk di era lama maupun era millenial, hafal satu persatu sila dari Pancasila. Namun tidak cukup itu saja, yang sangat penting adalah mereka harus bisa memaknai, menghayati dan mengamalkan setiap nilai yang ada dalam setiap sila Pancasila.
Menurut Heri, dengan diperingatinya tiap tahun hari lahirnya Pancasila, pada tiap tanggal 1 Juni, semua rakyat Indonesia diingatkan terus oleh Pemerintah, agar tidak sampai melupakan dan bahkan sampai meninggalkan nilai-nilai luhur bangsa dan negara yang ada di dalam Pancasila.
“Moment itu harus dijadikan instropeksi perubahan hidup yang positif dalam berbangsa dan bernegara. Apa jadinya apabila warga Indonesia sampai melupakan nilai-nilai luhur dalam Pancasila,” lanjut mantan Kabag Hukum Pemkab Sidoarjo itu.
Karena dalam Pancasila mengandung filosofi hidup berbangsa dan bernegara Indonesia. Mulai dari filosopi ketuhanan, musyawarah, persatuan, kerakyatan dan keadilan. “Kalau kita sampai melupakan bahkan meninggalkan nilai-nilai luhur Pancasila, akan jadi apa nantinya bangsa Indonesia ini,” kata Heri serius. [kus]

Tags: