Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia Bantah Berita Miring Reksadana

Mauldy Rauf Makmur saat menjelaskan soal Reksadana.

Surabaya, Bhirawa
Reksadana adalah produk investasi yang diatur dan diawasi secara ketat oleh regulator dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dewan Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) dengan kata lain sangat kecil peluangnya kalau sampai terjadi penyimpangan, apalagi kalau sampai parah penyimpangan yang terjadi di Reksadana
Karenanya APRDI membantah keras berita miring soal Reksadana,” Kita bersama OJK melakukan pengawasam penuh trrhadap Reksadana,’ ungkap
Mauldy Rauf Makmur Direktur Eksekutif APRDI pada sejumlah wartawan di kantor BEI Jatim Kamis (19/12) kemarin.
Mengimbau kepada masyarakat supaya lebih kritis dan cermat dalam berinvestasi pada produk reksadana.
Menurut dia, nilai kapitasilasi reksadana pada tahun 2019 mencapai Rp 550 triliun. Diprediksi, kondisi investasi reksadana pada 2020 sangat dipengaruhi oleh trade war dunia. Target pasar modal sampai dengan 2021 adalah 5 juta investor pasar modal. Dari angka tersebut, 60-70 persen merupakan investor dari reksadana. Saat ini tercatat ada sekitar 2,6 juta investor di pasar modal, dari nilai tersebut ada 1,6 juta investor reksadana yang terdaftar.
“Sampai saat ini, ada 60 persen investor kaum millenial dengan nilai rata-rata investasi dengan nominal rendah. Sedangkan 40 persen merupakan investor berusia dewasa atau telah berumur, hanya saja nilainya besar,” ujar dia menambahkan.
Kondisi investasi di Indonesia terkait dengan kawasan. Artinya, kondisi investasi di Indonesia dipengaruhi oleh pertumbuhan perekonomian dunia. Investasi di Indonesia tertinggi pertama adalah dalam bidang obligasi setelah itu diurutan berikutnya adalah bursa saham.
Perlu diketahui, investasi dibagi menjadi dua jenis. Pertama langsung dan yang kedua adalah investasi pasar modal. Saat ini nilai (Indeks Harga Saham Gabungan) IHSG berada di 6.200 poin ditahun 2020 diprediksi bakal tumbuh sekitar 7.000 poin.
“Kondisi investasi eksadana sangat dipengaruhi oleh bidang ritel. Hal ini tidak lepas dari perkembangan teknologi dan dunia digital. Saat ini, banyak investor yang berinvestasi melalui online market. Contohnya, kita bisa beli di market ritel lewat platform seperti Bukapalak.com, Tokopedia.com dan lain sebagainya,” kupasnya menambahkan.
Dalam kesempatan itu, Mauldy memberikan beberapa tips supaya para investor tidak tertipu oleh penipuan berkedok investasi reksadana. Pertama, kata dia, para investor harus dapat membaca dan memahami dengan baik dokumen keterbukaan informasi reksadana berupa prospektur dan laporan bulanan.
Kedua, jika para investor membeli reksadana melalui agen penjual, maka wajib di cek terlebih dahulu, hendaknya agen penjual harus memiliki ijin OJK. Ketiga, para investor hendaknya tidak mudah tergoda dengan janji-janji penawaran yang menggiurkan. Nah, yang terakhir.
“Investor dapat melaporkan kepada call center OJK di nomor 157 jika ada tawaran investasi yang mencurigakan. Jika para investor melakukan tips-tips yang kita berikan ini, saya jamin para investor akan terhindar dari resiko penipuan berkedok investasi reksadana,” pungkasnya.(ma)

Tags: